Minggu, 05 Oktober 2014

Petikan Pengalaman



Petikan Pelajaran

Teringan canda tawa saat senang ataupun berduka, saat semua merasakan perih satu orang yang sejenak mengubah suasana hening menjadi sebuah tangis di dalam ruang itu. Mengingat jasa dan perjuangan seorang ibu yang mampu memeberikan semangatnya kepada anaknya, seuntai puisi yang dibacakan olehnya membuat hati bergetar seolah aku berada di posisinya. Membuat orang-orang yang mendengarnya sedikit demi sedikit meneteskan air matanya, mencoba mengingat kembali apa yang kita perbuat kepada ibu kita, mengingat kembali kasih sayang yang tak pernah henti Beliau berikan kepada kita. Dan tak sedikitpun beliau menginginkan balasan dari kita, beliau ikhlas merawat kita. Mendidik membesarkan kita menjadi orang-orang yang berhasil.

          Kata demi kata ia untai menjadi sebuah puisi. Setiap kata yang dia untai membuatnya menangis. Mengingatkannya kembali pada sosok ibunya yang telah tiada. Saat dia mulai mengungkapkan perasaannya lewat puisi itu, dia mulai menitikkan air mata, saat puisi itu hampir selesai, dia sudah tak sanggup menahan tangis. Dia sangat merindukan sosok ibu. Serentak pun semua yang ada diruang itu merasakan kesedihan yang dia rasakan.

          Sejenak aku berfikir, tangguhkah aku menjadi dia? Seharusnya aku banyak bersyukur karena aku masih diberi kesempatan merasakan kasih sayang seorang ibu sampai sekarang. Kini aku sadar, tak akan mampu kita menandingi kasih seorang ibu.

I love you mom.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar