Tugas 2
Kelompok 3
Komunikasi Bisnis
Anggota :
1.
Anik
Anjarwati Liana
2.
Karina
Ratu S.
3.
Kiki
Astriani
4.
Vina
Oktavia
5.
Wiwin
Winarti
Kelas :
4EA38
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Dalam suatu
organisasi, pesan-pesan yang disampaikan oleh pemimpin kepada para bawahan,
terkadang tidak terorganisasi dengan baik. Hal ini menyebabkan pesan-pesan yang
disampaikan tidak mengenai sasaran atau hasilnya tidak sesuai dengan apa yang
dikehendaki. Dengan mengatur ide-ide secara logis, berurutan, dan tidak
bertele-tele, ide yang disampaikan akan dapat memuaskan kebutuhan-kebutuhan
informasi, motivasi, maupun praktis bagi audience. Mengorganisasi pesan-pesan secara
baik adalah suatu keharusan dan menjadi tantangan bagi komunikator.
Hal yang perlu
diperhatikan dalam mengorganisasi pesan-pesan yang baik sebagai berikut: Subjek
dan tujuan harus jelas, semua informasi harus berhubungan dengan subjek dan
tujuan, ide-ide harus dikelompokkan dan disajikan dengan cara yang logis, semua
informasi yang penting harus sudah tercakup.
Revisi dalam
organisasi atau perusahaan sangat diperlukan agar pesan-pesan bisnis yang telah
direncanakan dan dibuat tersebut dapat ditinjau ulang atau disempurnakan untuk
menghindari terjadinya kesalahan ketik atau kekurangan lainnya, sehingga sesuai
dengan maksud dan tujuan yang dikehendaki. Menulis pesan-pesan bisnis sangat
berbeda dengan menulis pesan-pesan yang bersifat pribadi. Dalam menulis
pesan-pesan bisnis yang baik diperlukan proses pemikiran, tenaga, dan waktu
yang cukup. Akan berbahaya apabila penyampaian pesan-pesan bisnis cenderung
dilakukan secara asal-asalan dan ceroboh, baik dari sisi substansi isi pesan
maupun format penulisannya.
Keterampilan
dalam merevisi pesan-pesan bisnis sangat diperlukan oleh para pelaku bisnis
agar maksud dan tujuan yang dikehendaki bisa sesuai dengan apa yang
direncanakan. Pemilihan kata yang tepat dan pengembangan paragraf yang efektif
sangat diperlukan dalam pembuatan revisi pesan-pesan bisnis yang efektif.
Lembaga-lembaga
organisasi untuk semua jenis bisnis. Pemerintah, jasa, dan sosial, dihadapkan
dengan berbagai macam tugas harian seperti pemecahan masalah dan pengambilan
keputusan. Untuk semua level organisasi, mulai dari manajemen level bawah,
menajemen tingkat menengah, hingga manajemen puncak, semuanya memerlukan
berbagai macam informasi yang sangat diperlukan bagi proses pengambilan
keputusan. Proses pengembangan informasi tersebut akan menghasilkan suatu
laporan.
Laporan bisnis
itu adalah suatu laporan yang memiliki sifat netral, tidak memihak, memiliki
tujuan yang jelas dan rencana penyajian fakta kepada seseorang atau lebih untuk
tujuan bisnis tertentu. Biasanya diminta oleh mereka yang memiliki kewenangan
yang lebih tinggi dan memiliki suatu tujuan tertentu.
Sedangkan
laporan singkat sering disebut juga dengan istilah laporan informal. Laporan
informal memiliki berbagai karakter yang membedakannya dengan laporan yang
lebih formal. Penyusunan suatu draft laporan mencakup berbagai keputusan
seperti panjang, gaya, format, dan pengorganisasian laporan.
1.2.
Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana menentukan proses komposisi?
2.
Bagaimana penentuan tujuan?
3.
Bagaimana analisis audience?
4.
Bagaimana penentuan ide pokok?
5.
Bagaimana seleksi saluran dan media?
6.
Bagaimana pengorganisasian melalui outline?
7.
Bagaimana pemilihan kata yang tepat?
8.
Bagaimana membuat kalimat yang efektif?
9.
Bagaimana pengertian dan jenis laporan bisnis?
10.
Bagaimana bagian pokok dalam laporan bisnis?
11.
Bagaimana pengorganisasian isi dalam laporan
bisnis?
12.
Bagaimana penulisan laporan singkat?
13.
Bagaimana membuat laporan bisnis yang baik?
1.3.
Tujuan
Masalah
1.
Untuk mengetahui bagaimana menentukan
proses komposisi.
2.
Untuk mengetahui penentuan tujuan.
3.
Untuk mengetahui analisis audience.
4.
Untuk mengetahui penentuan ide pokok.
5.
Untuk mengetahui seleksi saluran dan media.
6.
Untuk mengetahui pengorganisasian
melalui outline.
7.
Untuk mengetahui pemilihan kata yang tepat.
8.
Untuk mengetahui membuat kalimat yang efektif.
9.
Untuk mengetahui pengertian dan jenis
laporan bisnis.
10.
Untuk mengetahui bagian pokok dalam
laporan bisnis.
11.
Untuk mengetahui pengorganisasian isi
dalam laporan bisnis.
12.
Untuk mengetahui penulisan laporan singkat.
13.
Untuk mengetahui membuat laporan bisnis
yang baik.
BAB II
PERENCANAAN PESAN-PESAN BISNIS
2.1.
Penentuan
Proses Komposisi
1.
Pencanaan. Pada fase
perencanaan atau planning phase, perlu dipikirkan hal-hal yang
cukup mendasar, seperti siapa yang akan menerima pesan, ide pokok atau main
idea, Pesan-pesan yang akan disampaikan dan saluran atau media yang
akan digunakan untuk menyampaikan pesan.
2.
Komposisi. Komposisi
sangat erat kaitanya dengan penyusunan atau pengaturan kata2, kalimat, dan
paragraf. Dalam hal ini biasanya mengunakan kata-kata yang sederhana, mudah
dipahami, dimengerti, dan dilaksanakan oleh si penerima pesan.
3.
Revisi. Setelah
ide-ide sudah dituangkan dalam kata-kata, kalimat, dan paragraf, kita perlu
memperhatikan apakah kata-kata tersebut sudah diekspresikan dengan benar. Lalu
seluruh maksud dan isi pesan harus dikaji kembali, apakah sudah sesuai dengan
apa yang direncanakan sebelumnya atau tidak.
2.2.
Penentuan
Tujuan
Dalam merencanakan suatu pesan
bisnis hal pertama yang harus dilakukan adalah memikirkan maksud atau tujuan
dari komunikasi tersebut. Agar dapat melakukan dan menjaga goodwill di hadapan
para audience, pertama-tama dia harus menentukan tujuan yang jelas dan dapat
diukur, sesuai dengan tujuan organisasi.
1.
Mengapa tujuan itu harus
jelas. Dengan
tujuan yang jelas maka akan membantu pengambilan beberapa keputusan diantaranya
sebagai berikut :
a.
Keputusan untuk meneruskan pesan. Sebelum menyampaikan
suatu pesan, haruslah kita pastikan, apakah pesan yang mau disampaikan
benar-benar diperlukan atau tidak.
b.
Keputusan untuk menanggapi audience. Untuk memutuskan
cara terbaik menanggapi para audience, komunikator perlu mempertimbangkan
motif-motif mereka.
1.
Mengapa mereka harus memperhatikan inti pesan yang
disampaikan?
2.
Apa mereka mengharapkan keuntungan?
3.
Apa harapan mereka sesuai dengan harapan komunikator?
Tanpa mengetahui motif para audiencenya, komunikator
mungkin tidak dapat menanggapi mereka dengan baik.
c.
Keputusan untuk memutuskan isi. Menetapkan tujuan yg
jelas akan membantu memusatkan isi pesan. Biasanya komunikator seharusnya hanya
memasukkan informasi yang penting, yang relevan dengan pencapaian tujuan yang
telah ditetapkan. Informasi yang kurang relevan harus di sisihkan.
d.
Keputusan untuk menetapkan saluran atau
media.Penentuan saluran atau media yang akan digunakan untuk menyampaikan suatu
pesan, sangat tergantung pada tujuan yang dikehendaki. Saluran komunikasi yang
akan digunakan dapat berupa lisan atau tulisan.
2.
Tujuan komunikasi bisnis.
Umumnnya,
ada 3 tujuan komunikasi bisnis antara lain :
a.
Memberi informasi (informing).
Tujuan
pertama dalam komunikasi bisnis adalah memberikan informasi yang berkaitan
dengan dunia bisnis kepada pihak lain. Sebagai contoh, seorang pemimpin suatu
perusahaan membutuhkan beberapa pegawai baru yang akan di tempatkan sebagai
staf adminitrasi di kantor- kantor cabang yang ada.
b.
Membujuk atau persuasi (persuading).
Tujuan kedua
komunikasi bisnis adalah memberikan persuasi kepada pihak lain agar apa yang
disampaikan dapat dipahami dengan baik dan bener. Hal ini sering dilakukan,
terutama yang berkaitan dengan negosiasi antara seseorang dengan orang lain
dalam bisnis.
c.
Melakukan kerjasama atau kolaborasi (kolaborating).
Tujuan
ketiga dalam komunikasi bisnis adalah melakukan kolaborasi atau kerjasama
bisnis antara seseorang dengan orang lain. Malalui jalinan komunikasi bisnis
tersebut seseorang dapat dengan mudah melakukan kerjasama bisnis, baik dengan
perusahaan domestik maupun perusahaan asing.
3.
Cara Menguji Tujuan
Berikut ada 4 pertanyaan dalam menguji tujuan yg
telahh ditentukan yaitu :
a.
Apakah orang yang mengirimkan pesan sudah tepat?
b.
Apakah waktunya tepat?
c.
Apakah tujuan tersebut realistis?
d.
Apakah tujuannya dapat diterima oleh perusahaan?
2.3.
Analisis
Audience
Setelah komunikasi tersebut telah
memiliki arti dan tujuan yang jelas, lalu langkah selanjutnya adalah
memperhatikan audience yang akan dihadapi. Siapa mereka, bagaimana sikap
mereka, dan apa yang mereka ketahui.
1.
Cara mengembangkan profil audience
a.
Berapa jumlah dan bagaimana komposisi audience.
Audience dalam jumlah besar tentu saja akan menunjukan
perilaku yang berbeda dengan audience yang jumlahnya lebih sedikit, sehingga
untuk mengadapinya diperlukan teknik komunikasi yang berbeda. Bentuk dan format
penulisan materi yang akan disampaikan juga ditentukan oleh banyaknya jumlah
audience.
b.
Siapa audience.
Bila audience yang dituju lebih dari satu orang, maka
komunikator perlu mengidentifikasi siapa diantara mereka yang memegang posisi
kunci atau posisi yang penting, seperti mereka yang memiliki status
organisasional yang lebih tinggi.
c.
Reaksi audience.
Setelah mengetahui siapa yang menjadi audience, perlu
diketahui komposisi audience adalah orang-orang yang tidak suka berdebat atau
kurang kritis.
d.
Bagaimana tingkat pemahaman audience.
Ketika ingin menyampaikan pesan-pesan, latar belakang
audience seperti tingkat pendidikan, usia, dan pengalaman juga perlu
diperhatikan. Apabila komunikator dan audience memiliki latar belakang yang
jauh berbeda, perlu diputuskan terlebih dahulu seberapa jauh audience tersebut
di didik.
e.
Bagaimana hubungan komunikator dengan audience.
Jika komunikator adalah orang yang belum dikenal oleh
para audience, lantas audience harus dapat diyakinkan sebelum presentasi
dimulai. Komunikator dengan penampilan yang meyakinkan, biasanya dapat membuat
audience termotivasi untuk mendengarkan dan menyimak pembicaraannya, sehingga
pesan dapat tersampaikan dengan baik.
2.
Cara memuaskan kebutuhan informasi audience.
Salah satu kunci dari komunikasi yang efektif adalah
mengetahui kebutuhan informasi audience dan selajuntnya berusaha memenuhi
kebutuhan tersebut. Namun ada 5 tahap yang diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan audience yaitu sebagai berikut:
a.
Berikan semua informasi yang diperlukan.
b.
Temukan atau cari yang diinginkan oleh audience.
c.
Antisipasi terhadap pertanyaan yang tak diungkapkan.
d.
Tekankan ide-ide yang paling menarik bagi
audience.
e.
Yakinkan bahwa informasinya akurat.
3.
Cara memuaskan kebutuhan motivasional audience.
Beberapa jenis pesan bertujuan untuk memotivasi para
audiencenya, agar mereka mau mengubah perilaku. Tetapi, pemberian motivasi ini
seringkali mengalami kendala. Hal ini disebabkan oleh adanya kecenderungan dari
audience untuk tidak mau mengubah sesuatu yang ada dengan hal yang lebih baru.
Pada kasus tersebut upaya yang dibutuhkan utk mengatasi kendala-kendala
tersebut perlu melakukan pendekatan dengan memberikan argumentasi yang bersifat
rasional dan pendekatan emosi audience.
2.4.
Penentuan
Ide Pokok
Menentukan ide pokok merupakan
langkah selanjutnya setelah menganalisis tujuan dan audience. Topik dan main
idea atau ide pokok adalah dua hal yang berbeda. Topik ialah subjek
pesan, sedangkan ide pokok ialah pernyataan suatu topik yang menjelaskan isi
dan tujuan dari topik tersebut.
Sebelum menentukan ide pokok terlebih dahulu
yang harus diidentisikasi adalah Teknik Brainstorming. Teknik brainstorming adalah
sebuah teknik yang dimanfaatkan untuk
mendapatkan ide, sementara pergantian lateral hanya tujuan untuk menghasilkan
satu kemungkinan dalam suatu rangkaian.
1.
Storyteller’s tour. Telaah pesan-pesan yang
disampaikan melalui Tape recorder. Fokus pada alasan berkomunikasi, poin utama,
rasionalitas dan implikasi bagi si penerima.
2.
Random list. Menuulis segala sesuatu yang ada dalam
pikiran diatas kertas kosong.
3.
CFR (Conclusions, findings, recommendations)
Worksheet. Apabila subjek yang dibahas mencakup pemecahan masalah, gunakanlah
suatu lembaran kerja yang akan membantu menjelaskan hubungan antara temuanya
(findings), kesimpulan (conclusions) dan rekomendasi (recommendation) yang akan
di berikan nantinya.
4.
Journalistic Approach. Pendekatan jurnalistik ialah
memberikan poin yang baik sebagai langkah awal menentukan ide pokok.
5.
Question And Answer Chain. Barangkali pendekatan yang
terbaik adalah melihat dari sisi perspektif audience.
6.
Pembatasan cakupan. Penyajian rutin kepada audience yang
telah anda kenal hendaknya menggunakan kata-kata yang singkat. Agar dapat
menghemat waktu dan dengan cara ini juga dapat membangkitkan rasa hormat
audience kepada komunikator.
2.5.
Seleksi
Saluran Dan Media
Pesan-pesan bisnis harus sesuai dengan
situasi yang ada. Ide-ide dapat disampaikan melalui dua saluran yaitu saluran
lisan dan tulisan. Pemilihan pada dasarnya tergantung pada tujuan dan maksud
pesan audience dan karakteristik dari dua saluran komunikasi tersebut.
1.
Komunikasi Lisan.
Salah satu kebaikan dari komunikasi lisan adalah
kemampuanya memberikan umpan balik dengan segera. Saluran digunakan bila pesan
yang disampaikan sederhana, tidak diperlukan catatan permanen dan audience
dapat dibuat lebih nyaman. Kelebihan yang lain yaitu sifatnya yang ekonomis. Saluran
lisan dapat digunakan apabila :
a.
Diperlukan umpan balik secara langsung dari penerima.
b.
Pesan relative sederhana dan mudah dimengerti.
c.
Tidak memerlukan catatan permanen.
d.
Penerima dapat dikumpulkan dengan mudah dan ekonomis.
e.
Ingin mendorong interaksi untuk pemecahan masalah dan
pengambilan keputusan.
Komunikasi lisan mencakup antara lain percakapan antara dua orang yang
tidak terencana, pembicaran lewat telepon, wawancara pertemuan kelompok kecil,
seminar, workshop, program pelatihan, pidato formal dan prentasi penting
lainnya.
2.
Komunikasi Tertulis.
Pesan-pesan tertulis dapat disampaikan melalui
berbagai macam bentuk seperti surat, memo, dan laporan. Salah satu kebaikan
dari komunikasi tertulis yaitu penulis mempunyai kesempatan untuk merencanakan
dan mengendalikan pesan-pesan mereka. Saluran komunikasi tertulis tepat
digunakan bila :
a.
Tidak diperlukan umpan balik secara langsung dari
penerima.
b.
Pesan terinci dan kompleks.
c.
Memerlukan perencanaan yang seksama.
d.
Memerlukan catatan permanen.
e.
Penerima dalam jumlah banyak.
f.
Penerima sulit dijangkau karena tersebar secara
geografis ingin meminimalkan peluang distorsi.
Kelebihan dari saluran komunikasi tertulis adalah adanya kesempatan bagi
para komunikator untuk merencanakan dan mengendalikan pesan. Kekurangannya
adalah umpan balik secara langsung yang tidak bisa diperoleh dalam waktu cepat.
BAB III
PENGORGANISASIAN DAN REVISI
PESAN-PESAN BISNIS
3.1.
Pengorganisasian
Melalui Outline
Pada dasarnya,
untuk mencapai pengorganisasian yang baik diperlukann 2 proses tahapan, yang
pertama yaitu pendefinisian dan penggolongan ide-ide, lalu selanjutnya ialah
penetapan urutan ide-ide dengan perencanaan organisasional yang terpilih secara
hati-hati.
1.
Mendefinisikan dan mengelompokkan
ide-ide.
Dengan
memutuskan apa yang harus dikatakan adalah masalah mendasar yang harus
dipecahkan oleh setiap komunikator. Apabila sebuah materi yang disajikan kurang
begitu baik, atau tidak memiliki suatu gaya yang menarik, fakta yang ada dapat
menjadi kabur atau tidak tersampaikan dengan jelas. Cepat atau lambat, para
audience akan menyimpulkan bahwa apa yang sudah disampaikan benar-bener tidak
bernilai sedikitpun. Dalam berbagai bentuk kegiatan komunikasi, haruslah
dimulai dengan mendefinisikan isi materinya.
Dalam susunan
suatu outline secara garis besar dapat digolongkan ke dalam 3 golongan, yaitu:
a.
Mulailah dengan Main Idea / ide pokok.
Main idea / ide pokok akan membantu
menetapkan suatu tujuan dari suatu pesan. Pada Ide pokok tersebut dapat
diringkas ke dalam dua hal yaitu:
1.
Hal-hal apa saja yang diinginkan agar
dilakukan atau dipikirkan oleh para audience.
2.
Alasan yang mendasar. Alasan mengapa
mereka harus melakukan atau memikirkannya. Pada intinya ide pokok merupakan
titik awal untuk membuat outline.
b.
Nyatakan point-point pendukung yang
penting.
Setelah menetapkan ide pokok pesan
yang akan disampaikan, lalu tahap selanjutya adalah menyusun point-point apa
saja yg penting, sebagai pendukung ide pokok.
2.
Menentukan urutan dengan rencana
organisional.
Setelah selesai
mendefinisikan dan menggolongkan ide-ide, lalu langkah yang selanjutnya ialah
menentukan urutan penyampaian materi. Untuk menentukan urutan penyampaian
materi, terdapat 2 pendekatan penting yang dapat digunakan, yaitu :
a.
Pendekatan langsung.
Pendekatan secara langsng sering
juga disebut dengan istilah pendekatan deduktif, dimana ide pokok muncul diawal
kemudian di ikuti bukti pendukungnya.
b.
Pendekatan tidak langsung.
Terkadang juga diesebut dengan istilah
pendekatan induktif, dimana bukti-bukti muncul terlebih dahulu kemudian diikuti
dengan ide pokoknya. Setelah menganalisis kemungkinan reaksi dari para audience
dan memilih suatu pendekatan umum, langkah selanjutnya adalah menentukan
rencana organisasional yang paling cocok diantara bebagai model berikut :
1.
Direct request.
Jenis atau tipe pesan bisnis yang
paling biasa atau sering digunakan adalah penyampaian secara langsung pada poin
yang ingin dituju. Direct Request bisa bebentuk surat ataupun memo. Misalnya,
ketika anda tertarik terhadap suatu produk baru dan anda ingin mengetahui
berbagai hal tentang produk tersebut, speci karakteristik, bentuk, harga, cara
pembayaran, dan sebagainya, maka anda boleh membuat surat permintaan langsung.
Bila para audience merasa tertarik atau memiliki hasrat yang luar biasa, maka
anda dapat menggunakan permintaan langsung (direct request).
2.
Pesan-pesan rutin, good news, atau
goodwill.
Seandainya memberikan informasi
rutin adalah suatu bagian dari bisnis tetap, maka para audience mungkin akan bersikap
netral terhadap pesan yang diberikan. Akan tetapi pesan-pesan yang berisi
berita baik (good news) atau berisi goodwill seperti pengumuman penurunan
harga, suatu undangan, atau ucapan selamat dari teman sepekerjaan, lantas akan
diterima dengan senang hati oleh para audience. Berdasarkan penjelasan tersebut
maka dapat disimpulkan bahwa untuk menyampaikan pesan-pesan yang berjenis seperti
ini lebih cocok digunakan pendekatan langsung karena reaksi audiencenya
positif.
3.
Pesan-pesan bad news.
Apabila materi yang diumumkan
berisi berita buruk (bad news) seperti penolakan suatu lamaran, penolakan
kredit, pengurangan karyawan, atau penurunan pangkat, maka audience pada
umumnya akan kecewa atau tidak senang mendengarnya. Oleh sebab itu, pendekatan
yang dapat diterapkan adalah pendekatan secara tidak langsung. Jika memang
harus menyampaikan berita yang kurang menyenangkan (bad news) cobalah untuk
menempatkanya pada bagian pertengahan surat, lantas gunakanlah bahasa yang
halus.
4.
Pesan-pesan persuasif.
Ketika audience mulai tidak
tertarik terhadap pesan-pesan yang disampaikan, maka pesan-pesan persuasif
(persuasive messages) dengan pendekatan secara tak langsung dapat digunakan.
Fungsinya ialah untuk melakukan penagihan pinjaman yang digunakan secara
persuasi. Komunikator perlu membuka pikiran para audience dengan melakukan
persuasi, sehingga mereka semua dapat memahami fakta yang ada.
3.2.
Pemilihan
Kata Yang Tepat
Pemilihan kata
merupakan cara memilih kata-kata yang digunakan untuk mencurahkan ide atau
pikiran dalam sebuah kalimat. Agar pesan yang terkandung dalam kalimat tersebut
dapat dengan mudah dipahami, anda harus bisa memilih kata-kata yang tepat
dengan sebaik baiknya. Dalam menyampaikan pesan-peran bisnis, peranan kata
penting artinya. Agar maksud penyampaian pesan-pesan bisnis tersebut dapat
tercapai, perlu diperhatikan beberapa hal berikut:
1.
Memilih kata-kata yang familiar.
2.
Memilih kata-kata yang singkat.
3.
Memilih kata-kata yang bermakna tunggal.
3.3.
Membuat
Kalimat Yang Efektif
Kalimat efektif
adalah bentuk kalimat yang disusun untuk mencapai daya informasi yang cepat dan
baik. Ciri-ciri kalimat efektif :
1.
Kesepadanan.
2.
Kehematan.
3.
Kelogisan.
4.
Keparalelan atau Kesajajaran.
BAB IV
PERENCANAAN LAPORAN BISNIS
4.1.
Pengertian
Dan Jenis Laporan Bisnis
Pengertian
Laporan Bisnis
Laporan bisnis
adalah dokumen faktual dan objektif yang dipergunakan untuk tujuan bisnis
tertentu (Boovee dan Thill, 2002:476). Himstreet dan Baty mendefinisikan
laporan bisnis suatu pesan yang objektif, dan tersusun teratur, yang digunakan
untuk menyampaikan informasi dari suatu bagian organisasi atau dari satu
instansi atau lembaga, ke lembaga yang lainnya untuk membantu pengambilan
keputusan dan pemecahan masalah (Himstreet dan baty dalam Purwanto, 1997:88).
Sementara itu,
Herta A Murphy dan Herbert W. Hildebrandt dalam bukunya “Effective Business
Communication” menyatakan bahwa laporan bisnis (business report) tidak memihak,
memiliki tujuan yang jelas, dan berisi rencana penyajian fakta kepada seseorang
atau lebih, dengan tujuan bisnis tertentu.
Bagi suatu
perusahaan, pada umumnya penulisan laporan bisnis digunakan untuk memenuhi
keperluan, antara lain:
1.
Untuk memonitoring dan mengendalikan operasional
perusahaan. Misalnya: laporan operasional, laporan kegiatan personal.
2.
Untuk membantu mengimplementasikan kebijakan-kebijakan
dan prosedur-prosedur yang telah ditetapkan perusahaan. Misalnya: kebijakan
penempatan posisi kerja.
3.
Untuk memenuhi persyaratan-persyaratan hukum dan
peraturan-peraturan yang berlaku bagi perusahaan. Misalnya: laporan pajak,
laporan analisis, dampak lingkungan, laporan ketenagakerjaan (perburuhan).
4.
Untuk mendokumentasikan presentasi kerja yang yang
diperlukan. Misalnya: laporan perkembangan, dan laporan akhir suatu kegiatan.
5.
Untuk menganalisis informasi dan memberikan bimbingan
bagi pengambilan keputusan atas masalah tertentu. Misalnya: laporan penelitian
atau riset, laporan trouble shooting, laporan justifikasi.
6.
Untuk memperoleh sumber pendanaan atau membuka bisnis
baru. Misalnya: proposal penjualan.
Jenis –Jenis Laporan Bisnis
Laporan bisnis dapat digolongkan kedalam berbagai cara
menurut fungsi, subjek, formalitas, keasliaan, frekuensi, jenis atau
penampilan, pelaksanaan proyek dan pelaksanaan pertemuan. Masing-masing
penggolongan tersebut secara rinci dapat dijelaskan berikut ini :
1.
Berdasarkan Fungsinya.
a.
Laporan informasi (Information Report).
Berfungsi untuk memberikan informasi dengan menyajikan
fakta-fakta dan rangkuman, tanpa melakukan analisis, menarik kesimpulan, atau
memberi rekomendasi. Nama lain untuk information report adalah laporan
perkembangan (progress reports), laporan sementara (interim report), dan
laporan triwulan (quarterly report).
b.
Laporan analitikal (Analitycal Report).
Menyajikan fakta-fakta, menganalisis dan menafsirkan,
kemudian mengambil kesimpulan dan memberi rekomendasi (recommendation report),
usulan (proposal), atau laporan justifikasi (justification report).
2.
Berdasarkan Subjeknya. Suatu
laporan dapat dibedakan berdasarkan departemen tempat laporan tersebut
diperoleh. Sebagai contoh adanya laporan akuntansi, laporan periklanan, laporan
pengumpulan kredit, laporan pembelanjaan, laporan asuransi, laporan pemasaran,
laporan ekonomi, laporan produksi, laporan personalia, laporan statistic, dan
laporan-laporan teknik.
3.
Berdasarkan Formalitasnya.
a.
Laporan formal (long reports).
Laporan
formal pada umumnya berbentuk panjang, lebih dari 10 halaman, dan mencakup
masalah-masalah kompleks. Namun demikian, pengertian “panjang” bervariasi
tergantung pada situasi dan kondisi yang ada. Laporan formal mencakup tiga
bagian penting, yaitu:
1.
Body teks: pendahuluan, isi dan penutup.
2.
Prefatory part: sampul, judul, halaman, surat
kewenangan, penerimaan, persetujuan, pengiriman, penghargaan, synopsis,
abstraksi, rangkuman eksekutif, daftar isi, dan daftar table.
3.
Supplement part: lampiran, daftar pustaka, catatan
akhir, daftar istilah dan indeks.
b.
Laporan informal (short reports).
Laporan
informal biasanya hanya mencakup badan teks. Namun demikian, sejumlah laporan
informal mencakup judul halaman, pengiriman, catatan akhir, dan lampiran.
4.
Berdasarkan Keasliannnya
a.
Laporan otoritas adalah suatu laporan yang dibuat atas
dasar permintaan atau kuasa dari komite atau orang lain.
b.
Laporan sukarela adalah suatu laporan yang dibuat atas
inisiatif sendiri.
c.
Laporan swasta adalah suatu laporan yang dibuat oleh
perusahaan-perusahaan swasta.
d.
Laporan publik adalah suatu laporan yang dibuat oleh
lembaga-lembaga pemerintah, termasuk sekolah-sekolah, rumah sakit, atau
lembaga-lembaga lain yang dibiayai oleh nagara.
5.
Berdasarkan Frekuensinya
a.
Laporan berkala (periodic reports).
Laporan
dapat disusun secara harian, mingguan, bulanan, semesteran, atau tahunan.
Termasuk dalam laporan berkala, antara lain laporan bursa saham setiap jam,
laporan penjulan setiap hari, laporan biaya setiap minggu, laporan produksi
setiap bulan, laporan komite setiap kuartal, laporan anggaran tahunan.
b.
Laporan khusus (special report).
Laporan
khusus ditulis ketika ada kebutuhan terhadap suatu informasi yang unik (khusus)
seperti munculnya krisis dalam perusahaan.
6.
Berdasarkan Jenisnya.
a.
Laporan Memorandum (periodic report). Laporan yang
menggunakan format memo, yaitu mencantumkan kepada, dari, subjek, dan tanggal.
b.
Laporan surat (letter report). Laporan surat adalah
laporan yang menggunakan format surat dengan kepala surat yang didalam berisi
alamat, salam pembuka, penutup, tanda tangan dan referensi.
c.
Laporan dalam bentuk cetakan. Laporan dalam bentuk
cetakan memiliki judul yang sudah tercetak, intruksi, dan baris-baris kosong.
d.
Laporan formal (formal report). Laporan formal
biasanya lebih panjang daripada laporan informal, laporan formal sering juga
disebut dengan laporan panjang (long report).
7.
Berdasarkan Kegiatan Proyek.
Dalam
melakukan seatu proyek, tedapat tiga jenis laporan, yaitu:
a.
Laporan pendahuluan (preliminary reports). Mencakup
persiapan suatu proyek, hasil yang diharapkan, dan cara melakukan pelatihan
pegawai.
b.
Laporan perkembangan (progress reports) mengenai
perkembangan pelaksanaan proyek secara berkala.
c.
Laporan akhir (final report) mengenai akhir dari suatu
pelaksanaan suatu proyek.
8.
Berdasarkan Pelaksanaan
Pertemuan
a.
Agenda (agenda) adalah suatu dokumen yang ditulis
sebelum pertemuan berlangsung, mencakup jadwal pelaksanaan dan topik yang akan
dibahas dalam pertemuan.
b.
Resolusi (resolation) adalah laporan singkat yang
secara formal berisi pengumuman hasil konsensus suatu pertemuan.
c.
Notulen (minutes) adalah laporan resmi dalam suatu
pertemuan yang telah berlangsung, mencakup catatan semua hal yang terjadi dalam
pertemuan.
d.
Laporan pertemuan (proceedings) adalah suatu laporan
resm, yang cakupan bahasanya luas dan berisi hasil-hasil pertemuan atau
konferensi penting.
4.2.
Bagian
Pokok Dalam Laporan Bisnis
Pendahuluan
Dalam bagian pendahuluan terdapat sebelas hal yang
perlu dipertimbangkan, yaitu:
1.
Pemberi kuasa adalah orang yang memberi laporan atau
yang meminta laporan.
2.
Layout atau rencana presentasi yang menceritakan
kepada pembaca apa saja yang akan dibahas dalam laporan.
3.
Masalah biasanya didefinisikan diawal bab pendahuluan,
sebelum pernyataan mengenai maksud atau tujuan laporan.
4.
Maksud penulisan laporan harus tampak dibagian
pendahuluan. Elemen tersebut merupakan hal yang sangat penting dalam suatu
laporan. Istilah lain untuk maksud penulisan, antara lain tujuan, misi,
strategi, atau sasaran.
5.
Ruang lingkup berkaitan dengan luas cakupan atau batas
suatu pokok bahasan untuk sebuah laporan.
6.
Metedologi mengacu pada metode pengumpulan informasi.
Data bisa dikumpulkan dengan membaca bahan-bahan di perpustakaan, melakukan
wawancara, survei, atau eksperimen.
7.
Sumber-sumber primer atau sekunder, meliputi publikasi
(majalah, jurnal, surat kabar) catatan perusahaan, memo, surat, hasil
wawancara, karyawan, dan sebagainya.
8.
Latar belakang dari situasi yang sedang diteliti
kadangkala dimasukkan jika pembaca memerlukan latar belakang informasi untuk
memperoleh gambaran menyeluruh dan pemahaman yang jelas terhadap suatu
pembahasan.
9.
Definisi istilah perlu dicantumkan jika menggunakan
istilah yang memiliki beberapa penafsiran.
10.
Keterbatasan misalnya dalam hal dana waktu, asisten
peneliti atau data yang tersedia. Seorang penulis tidak perlu malu-malu untuk
menyebutkan beberapa keterbatasan yang ada sebelum melakukan penelitian lebih
lanjut. Rekomendasi menjelaskan tentang keputusan yang perlu dilaporkan didalam
suatu laporan, misalnya keputusan antara membeli mesin baru atau mesin setengah
pakai, rekstrukturisasi karyawan, memeberi uang pesangon,
11.
Menambah perangkat lunak dan perangkat keras,
membangun kantor perwakilan, dan lain sebagainnya.
Teks
Bagian terpanjang dari suatu laporan bisnis adalah tubuh dan isi atatu
teks. Dalam bagian ini, dikembangkan diuraikan hal-hal yang penting secara
terperinci. Penulisan laporan bisnis yang baik harus mencakup temuan fakta yang
penting dan relevan serta membuang hal-hal yang tidak perlu dan tidak relevan
dalam maksud penulisan laporan tersebut.
Penutup
Bagian penutup berfungsi untuk merangkum laporan secara menyeluruh,
mengambil kesimpulan atau memberi rekomendasi.
1.
Rangkuman berisi ringkasan pembahasan secara
menyeluruh.
2.
Kesimpulan berisi fakta-fakta yang dibahas.
3.
Rekomendasi menyarankan suatu program tindakan yang
didasarkan pada kesimpulan yang telah dibuat.
4.
Rencana tindakan merupakan pernyataaan terakhir yang
mencakup waktu pelaksanaan program, anggaran yang diperlukan dan orang-orang
yang bertanggunga jawab terhadap proyek yang akan dilaksanakan.
5.
Proposisi digunakan di dalam dunia akademis atau
jurnal sebagai suatu pernyataan yang tegas, yaitu tuntunan yang didasarkan pada
suatu laporan atau artikel.
4.3.
Pengorganisasian
Isi dalam Laporan Bisnis
Bentuk penyusunan suatu laporan
memiliki daya tarik tertentu yang akan mempengaruhi pembacanya. Kebutuhan calon
pembaca juga harus dipertimbangkan manakala memilih rencana organisasional
untuk seluruh tubuh laporan.
1.
Cara menyusun tubuh laporan bisnis.
Ada 2 cara yang dapat digunakan yaitu :
a.
Cara Deduktif. Menggambarkan
laporan dari belakang kedepan atau menjelaskan ide pokok atau rekomendasi
terlebih dahulu, sebelum menjelaskan hal-hal yang rinci.
b.
Cara Induktif. Menjelaskan
fakta-fakta yang ada sebelum ide-ide pokok, kesimpulan atau rekomendasi
dikemukakan.
2.
Cara menyusun teks laporan
bisnis
a.
Membuat topik-topik atau kriteria.
Cara ini merupakan hal yang umum dalam membuat
laporan. Judul utama mungkin menggunakan kriteria standar, faktor-faktor,
pemecahan masalah, manfaat, atau karakteristik. Apabila tujuan laporan adalah
untuk menentukan apakah suatu perusahaan harus membeli atau memproduksi, maka
keputusan pertama adalah menentukan kriteria yang paling penting.
b.
Menyusun suatu peristiwa atau berbagai kejadian.
Dalam pembuatan agenda, program konvensi, atau laporan
perkembangan, aturan perkembangan secara kronologis menggunakan periode waktu
seperti tanggal, bulan, tahun, jam atau musim dapat digunakan sesuai dengan
pokok bahasan.
c.
Mendeskripsikan lokasi atau tempat.
Teks biasa dikembangkan dengan mendeskripsikan lokasi
atau tempat, apakah dirumah, pabrik,kantor, pusat perbelanjaan, perusahaan
internasional, dengan cabang-cabangnya yang tersebar secara geografis ke
berbagai penjuru dunia.
d.
Menjelaskan suatu proses atau prosedur.
Cara mengembangkan ini hampir sama pendekatan
kronologis. Metode ini menelusuri tahapan-tahapan. Misalnya suatu tahapan kebijaksanaan,
operasi mesin, prosedur melakukan tabungan atau penarikan simpanan.
e.
Menyusun urutan tingkat kepentingannya secara
alphabet.
Urutan pertama berisi ide-ide, kejadian-kejadian, atau
topik yang paling penting, selanjutnya kurang penting atau tidak penting.
f.
Menyusun urutan tingkatan familiaritas.
Cara ini mengembangkan teks dengan menyajikan hal-hal
yang paling sederhana atau familier terlebih dahulu, kemudian meningkat ke yang
lebih kompleks atau yang kurang familier. Seseorang cenderung lebih mudah
memahami hal-hal yang sudah diketahui sebelumnya dari pasa yang tidak atau belum
diketahui.
g.
Menyusun sumber-sumber yang digunakan.
Metode ini cocok digunakan jika pembaca sangat
tertarik kepada sumber informasinya serta memilih sumber-sumber yang sesuai.
h.
Pemecahan masalah.
Cara ini umum digunakan untuk mengorganisasi suatu presentasi
yang bersifat persuasi.
3.
Metode Outline
Membantu melihat hubungan antara topik, membandingkan
proporsi dan judul, mengecek keterkaitan seluruh materi didalam suatu susunan
yang logis, dan menghilangkan tumpang tindih. Dalam menyusun sub judul, perlu
diperhatikan 5 hal yaitu :
a.
Tempatkan ide-ide yang paling penting, Pertimbangkan
panjang laporan, subjek dan pembaca.
b.
Keseimbangan masing-masing bagian dijaga dengan baik.
c.
Jika membagi suatu topik paling tidak harus terdapat 2
sub judul.
d.
Gunakan pertimbangan dengan baik, jangan terlalu
banyak dan jangan terlalu sedikit untuk sub judul.
e.
Jangan pernah menggunakan judul laporan sebagai bagian
judul(sub judul).
4.4.
Penulisan
Laporan Singkat
Laporan singkat hanya mencakup
materi pendukung yang relatif sedikit. Bagi pencapaiaan komunikasi yang efektif
laporan singkat itu sendiri dapat berbentuk memo ataupun surat yang terdiri
satu atau dua halaman. Secara umum laporan singkat dalam dunia bisnis
jarang dilengkapi dengan halaman judul, surat pengantar, daftar isi dan
rangkuman, karena hanya terdiri atas 1 atau 2 lembar halaman saja. Oleh karena
itu, laporan singkat lebih menekankan pada tubuh suatu laporan yang mencakup
pembuka, hasil temuan, bahasan, dan bagian penutup. Laporan singkat mencakup
beberapa elemen penting dalam suatu laporan formal antara lain :
1.
Gaya penulisan pribadi yang menggunakan gaya penulisan
orang pertama atau kedua.
2.
Grafik untuk lebih menekankan tulisan.
3.
Judul dan sub-sub judul dalam tubuh laporan.
4.
Format memo atau surat.
4.5.
Membuat
Laporan Bisnis Yang Baik
Laporan bisnis merupakan alat
manajemen yang sangat penting dalam suatu organisasi. Oleh karena keterbatasan
waktu sering kali staf manajemen mengalami kesulitan dalam melakukan pemantauan
atas berbagai kegiatan yang ada dalam unit-unit suatu organisasi. Disamping
itu, mereka juga tidak memiliki latar belakang khusus yang diperlukan baik yang
dilakukan untuk penelitian maupun evaluasi terhadap hal-hal tertentu.
Contoh Laporan Bisnis Dalam Bentuk Memo
PT PERDANA NUSANTARA
Jalan Ir. Sutami 36 D Telepon:
(0271) 57123
Kentingan – Jebres
Surakarta
Kepada : Ridho Amirudin
Dari : Muhammad Rifa’i Hidayat
Tanggal : 5 November 2010
Subjek : Laporan Aktifitas Departemen Pelatihan
Mulai tanggal 1 Januari s/d 31 Maret
2011 Departemen Pelatihan merencanakan berbagai aktifitas antara lain:
Program yang dilakukan oleh Staf Departemen
Frekuensi
|
Peserta
|
Jumlah
|
Jam
|
Seminar
orientasi
|
10
|
150
|
160
|
Seminar
pra-purnakarya
|
3
|
25
|
60
|
Kursus
komunikasi tertulis
|
5
|
120
|
75
|
Kursus
supervisi
|
4
|
35
|
80
|
Program yang dilakukan oleh
Konsultan
Frekuensi
|
Peserta
|
Jumlah
|
Jam
|
Pelatihan
komunikasi
|
2
|
50
|
50
|
Pelatihan
dinamika kelompok
|
5
|
60
|
72
|
Program
orientasi sistem komputerisasi
|
2
|
75
|
60
|
Saat ini,
kami sedang mempersiapkan bahan-bahan untuk kegiatan tersebut. Salah satu
alat/bahan yang sedang kami persiapan adalah kaset video. Salinan untuk
bahan-bahan pelatihan terlampir.
Lampiran:
Tujuan
mengembangkan suatu laporan adalah membuat informasi sejelas mungkin. Katakan
kepada para pembaca informasi yang akurat, isinya menunjukkan suatu
pertimbangan penulisan yang baik dan format gaya dan organisasinya dengan
kebutuhan pembaca.
1.
Akurat .
Mengatakan
atau menyampaikan suatu kebenaran dengan benar, jika tidak mengandung kebenaran
akan berakibat pada kemunduran, kemerosoton atau bahkan semakin memudarnya
reputasi suatu organisasi di hadapan masyarakat. Sayangnya, menyampaikan suatu
kebenaran bukanlah hal yang mudah. Hal yang dapat membantu mengatasi
kemungkinan terjadinya keraguan.
a.
Jelaskan fakta atau peristiwa yang terjadi secara
kongkrit.
Contohnya:
penjualan produk meningkat dari Rp 50.000.0000 menjadi Rp 125.000.000 dalam 4
bulan terakhir, dari pada penjualan produk telah meningkat dengan tajam.
b.
Laporkan semua fakta yang relevan baik itu yang mendukung
teori maupun yang bertentangan dengan teori sudah seharusnya dicantumkan dalam
suatu laporan pembaca akan merasa disesatkan oleh laporan yang dibuat, jika
malu-malu atau mencoba untuk menutupi berita yang tidak baik atau kurang
menyenangkan.
c.
Tempatkan fakta yang ada dalam suatu perspektif.
Jika Anda
mengatakan kepada pembaca “Nilai saham telah menjadi 2x lipat dalm 3 minggu.”
Dalam hal ini anda hanya memberikan suatu gambaran perkembangan nilai saham
secara parsial. Mereka akan mempunyai pemahaman yang lebih baik jika anda
mengatakan “Nilai saham telah menjadi 2x lipat dalam 3 minggu dari Rp 250
menjadi Rp 500 persaham”
d.
Berikan bukti-bukti terhadap kesimpulan yang anda buat.
Anda tidak
akan dapat mengharapkan pembaca anda untuk memahami kesimpulan yang anda buat
kecuali anda dapat memberikan bukti-bukti pendukungnya. Jangan buat pernyataan
seperti “kita harus melakukan restrukturisasi terhadap berbagai unit-unit
kegiatan yang ada saat ini” dalam hal ini pembaca tidak mau tau, kecuali anda
memberikan bukti-bukti pendukung secukupnya terhadap kesimpulan yang telah anda
buat.
e.
Sajikan hanya bukti yang valid dan mendukung
kesimpulan anda.
Anda perlu
melakukan pengecekan terhadap fakta yang anda temukan dari sumber-sumber yang
dapat dipercaya kebenarannya. Disamping itu hindari data yang dapat mengaburkan
yang anda buat jika anda membuat suatu kesimpulan, yakinkan bahwa anda
mempunyai bukti-bukti yang valid sebagi pendukung kesimpulan dan hindari
penggambaran suatu kesimpulan bila anda memiliki pengalaman yang sangat
terbatas atau latar belakang profesi yang tidak memadai.
f.
Jaga emosional pribadi anda dalam suatu laporan. Meskipun
anda memiliki emosional yang kuat terhadap suatu laporan cobalah anda tetap
menjaga persaan tersebut terhadap pemilihan kata-kata. Sebagai contoh,
“pembangunan pabrik tahu dipemukiman umum adalah suatu ide yang gila”. Mungkin
anda lebih baik jika pernyataan tersebut diperbaiki menjadi, “Pembangunan
pabrik tahu dipemukiman umum adalah suatu kebijakan yang tidak pada tempatnya karena
bau limbah amapas tahu dapat mengganggu masyarakat disekitarnya.” 6
2.
Keputusan yang baik
Laporan
bisnis dibuat tidak hanya untuk kepentingan pihak intern saja tetapi juga pihak
luar organisasi. Karena laporan bisnis merupakan dokumen resmi yang dibaca oleh
masyarakat luas, sudah sepantasnya untuk tetap menjaga etika bisnis. Hindari
kata-kata atau pendapat yang dapat menyinggung, menyerang, menjelek-jelekkan
anda atau lawan bisnis. Dilain pihak, pembaca merasa senang membaca suatu
laporan yang mencakup 5 hal berikut:
a.
Adanya ide pokok pada permulaan suatu laporan.
b.
Melihat fakta-fakta yang tersedia.
c.
Menerima uraian atau cerita secara menyeluruh.
d.
Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti.
e.
Mempelajari sesuatu yang dapat membuat pekerjaan atau
tugas-sugas mereka menjadi lebih mudah.
Apapun jenis
laporan yang anda buat, usahakan untuk tetap menjaga perasaan suka maupun tidak
suka dalam pikiran pembaca. Karena anda membuat keputusan tentang isi,
kebutuhan audience anda menjadi perhatian utama, dan anda harus mengambil
keputusan terbaik dalam memenuhi kebutuhan mereka.
3.
Format, gaya dan organisasi
yang responsive.
Sebelum
menulis anda harus memutuskan apakah akan menggunakan format surat atau memo.
Apakah menggunakan gaya formal atau informal dalam hal ini ajukan diri anda
sendiri pertanyaan berikut :
a.
Siapa yang berinisiatif membuat laporan.
Misalnya
laporan sukarela disusun atas dasar inisiatif anda sendir sehingga perlu lebih
rinci dan perlu mendapat dukungan sedangkan laporan otoritas disusun atas permintaan
orang lain dalam menulis laporan sukarela anda memerlukan lebih banyak latar
belakang mengenai suatu subjek dan menjelaskan maksud anda lebih hati-hati.
b.
Apa subjek yang akan dimasukkan ke dalam laporan.
Sebagai
contoh laporan audit yang dibuat oleh seseorang akuntan dalam melakukan
pemeriksaan laporan keuangan suatu perusahaan umumnya lebih banyak berisi tabel
maupun angka-angka.
c.
Kapan suatu laporan dibuat.
Laporan
harus dibuat manakala dalam suatu organisasi terjadi situasi yang tidak bersifat
rutin, seperti kondisi penjualan produk dipasar menurun secara drastis setelah
munculnya produk sintesis atau pemalsuaan produk
d.
Kemana laporan akan dikirim. Suatu laporan dapat
digunakan untuk kepentingan intern maupun ekstern organisasi.
e.
Mengapa suatu laporan dibuat.
Informasi
isinya memfokuskan pada fakta-fakta yang ada dalam suatu organisasi menyoroti
point-point penting yang perlu dikemukakan dalam suatu laporan.
f.
Bagaimana sifat membaca.
Bila pembaca
setuju dalam isi suatu laporan materi yang disajikan menggunakan urutan
langsung yang dimulai dengan ide-ide pokok namun jika pembca tidak memahami isi
laporan materi penyajian laporannnya menggunakan urutan tak langsung yang
dimulai dengan hal-hal yang penting menuju ide pokok.
BAB V
PENUTUP
5.1.
Penutup
Perencanaan
pesan-pesan bisnis merupakan suatu langkah strategis bagi pencapaian tujuan
suatu organisasi secara menyeluruh, dan merupakan salah satu faktor penentu
keberhasilan komunikasi. Penulisan
pesan-pesan bisnis yang paling efektif akan mencangkup keseimbangan pemilihan
terhadap ketiga jenis kalimat yaitu kalimat sederhana, majemuk, kompleks.
Dalam mengembangkan suatu paragraph dapat dilakukan dengan
berbagai macam cara antara lain dengan menggunakan ilustrasi, perbandingan,
pembahasan mengenai sebab akibat, melakukan klasifikasi, dan pembahasan
mengenai pemecahan masalah (problem solving). Pusatkan perhatian pada
ide tunggal dan usahakan untuk setiap paragraph singkat saja.
Laporan bisnis
sebagai penyampaian informasi dari suatu bagian organisasional atau dari satu
institusi/ lembaga kelembaga lain untuk membantu pengambilan keputusan atau
pemecahan masalah.
5.2.
Saran
Dengan disusunnya makalah ini, maka pembaca atau mahasiswa dapat mengerti
dan memahami pentingnya arti komunikasi dalam organisasi, didalam kehidupan
berorganisasi atau dikehidupan sehri-hari yang membutuhkan komunikasi.
Semoga makalah ini dapat diterima dan dimengerti serta berguna bagi pembaca
atau mahasiswa, dalam makalah ini kami mohon maaf jika ada tulisan kami atau
bahasa kami kurang berkenan, dengan demikian kami mengharapkan kritik dan
saran atas tulisan kami agar bisa membangun dan memotivasi kami agar membuat
tulisan jauh lebih baik lagi.
Dewi, Sutrisna. Komunikasi
Bisnis. Yogyakarta: Penerbit Andi, 2007
Philip
Kontler, Fernando Trias De Bes. Lateral
Marketing. Dalam Nurcahyo Mahanani, M.M., Yati Sumiharti, S. Lateral Marketing Editor. Jakarta:
Erlangga, 2004
Purwanto, Djoko. Komunikasi
Bisnis (edisi ketiga). Jakarta: Penerbit Erlangga, 2006
Purwanto. Djoko.
Korespondensi Bisnis Modern. Jakarta:
Erlangga
Alifatul, Jannah. Perencanaan Pesan Pesan Bisnis. Retrieved May
26 2016 from http://www.academia.edu/8904758/perencanaan_pesan-pesan_bisnis
Pebi Yansyah. Komunikasi Bisnis - Revisi Pesan-pesan Bisnis. Retrieved May 26
2016 from
https://prezi.com/gej0mgxov_u-/komunikasi-bisnis-revisi-pesan-pesan-bisnis/

Tidak ada komentar:
Posting Komentar