Jumat, 05 Januari 2018

TUGAS 3 : Komunikasi Bisnis (Individu)


Tugas 3
Komunikasi Bisnis

Nama     : Anik Anjarwati Liana
NPM       : 11214274
Kelas      : 4EA38
Materi    : Bab 11 – Wawancara
Judul      : Wawancara dengan pemilik Rumah Makan Sunda (UKM)



Sebelum mewawancarai pemilik Rumah Makan, kami telah mempersiapkan pertanyaan yang ingin ditanyakan kepada pemilik Rumah Makan tersebut.
Pertanyaan :
Kapan Usaha Rumah Makan ini di buka ?
Jawaban :
Pada Tahun 2015
Pertanyaan :
Apa nama Usaha yang Anda buka ini ?
Jawaban :
“Rumah Makan Sunda”
Pertanyaan :
Modal awal yang Anda keluarkan berapa untuk membuka usaha Rumah Makan ini ?
Jawaban :
Modal awal kami Rp 800.000.
Pertanyaan :
Berapa Keuntungan perhari yang anda dapat ?
Jawaban :
Kalau hari biasa sekitar Rp 950.000 , Kalau weekend atau hari libur sekitar Rp 1000.000-1.200.000
Pertanyaan :
Untung yang Anda dapat dipergunakan untuk apa saja ?
Jawaban :
Untungnya kami pakai untuk biaya sekolah, dan sebagian ditabung dan untuk stock barang.
Pertanyaan :
Dimana Anda belanja kebutuhan barang yang Anda butuhkan? Barang tersebut dibeli sendiri atau di kirim ?
Jawaban :
Di pasar Cikarang, barang dibeli sendiri.
Pertanyaan :
Menu apa saja yang dijual di tempat Usaha Anda ini ?
Jawaban :
Sayur Asem, Soto Daging, Pepes Jamur Tahu dan masih banyak lagi.
Pertanyaan :
Pukul berapakah usaha Anda dibuka? Dan ditutup kembali pada pukul berapa ?
Jawaban :
Buka pukul 07.00 pagi dan tutup pukul 21.00 malam
Pertanyaan :
Apakah stock yang anda persiapkan untuk perhari selalu habis terjual atau masih ada sisanya ?
Jawaban :
Selalu habis, tetapi kadang-kadang tersisa sedikit.
Pertanyaan :
Pelanggan Anda setiap harinya siapa saja ?
Jawaban :
Pelajar, dan karyawan pt.
Pertanyaan :
Apakah usaha anda ini pernah menerima pesanan ?
Jawaban :
Pernah, kami menerima pesanan acara ulang tahun dan slametan.
Pertanyaan :
Adakah nomer yang bisa dihubungin untuk pemesanan :
Jawab :
Ada. Hubungi nomer : 085715837628
Pertanyaan :
Bagaimana cara pembayaran yang digunakan dalam usaha Anda ini ?
Jawaban :
Cara pembayarannya langsung atau cash, dan dibayar langsung ke saya, tidak dihutang, dan pembelian diatas Rp 100.000 kami bisa antar tanpa ongkir (disekitar wilayah Rumah Makan) .
Pertanyan :
Apa tujuan Anda membuka usaha ini ?
Jawaban :
Untuk memperoleh penghasilan dan untuk kehidupan ke depannya.

TUGAS 3 : Komunikasi Bisnis (Individu)


Tugas 3
Komunikasi Bisnis

Nama     : Anik Anjarwati Liana
NPM       : 11214274
Kelas      : 4EA38
Materi    : Bab 12 – Negosiasi
Judul      : Negosiasi antara penjual dan pembeli


Pembeli : Selamat sore mbak.
Penjual : Selamat sore, dengan saudari Lia ?
Pembeli : Benar mbak, saya Lia yang menghubungi mbak pagi tadi.
Penjual : Baiklah, saya Ani. Langsung ke inti nya saja ya, apa benar Anda tertarik dengan sepeda yang  saya iklankan di Buka Lapak itu?
Pembeli : Betul mbak, dari foto yang ditampilkan di Buka Lapak, saya tertarik ingin memlihat fisik asli sepeda tersebut secara dekat, karena berdasarkan foto yang saya lihat, kelihatannya sepeda mbak Ani masih dalam keadaan baik dan baru.
Penjual : Ohh itu betul sekali , sepeda itu baru saya beli sekitar 1 tahun yang lalu, dan kondisinya masih bagus, saya menjualnya karena sepeda ini sudah jarang saya pakai.
Pembeli : Mengapa  sepeda mbak Ani ini jarang  dipakai? apakah sepeda ini rusak ?
Penjual : Oh tidak, saya tidak memakai sepeda ini karena saya memiliki sepeda motor.
Pembeli : Oh begitu mbak, kalau begitu bisa saya lihat sepeda itu sekarang?
Penjual : Bisa, mari saya tunjukan sepeda nya.
Pembeli : Baiklah
Pejual : Nah ini sepedanya, masih bagus bukan?
Pembeli : Iya mbak, persis seperti di foto warnanya masih mengkilat seperti baru.
Penjual : Tentu saja, karena sepeda ini selalu saya rawat.
Pembeli : Sangat menarik sekali sepeda ini mbak, bolehkah saya mencobanya.
Penjual : oh iya , silahkan.
Pembeli : Terimakasih mbak. ( Langsung mengkayuh sepedanya )
Penjual : (Setelah saudari Lia selesai mengecek sepeda tersebut). Bagaimana? mbak nyaman bukan?
Pembeli : Bicara mengenai sepeda ini kan sudah jelas mbak, sekarang berapa harga yang mbak Ani tawarkan untuk sepeda ini?
Penjual : Untuk masalah harga, setelah saya cari informasi dari berbagai sumber mengenai harga sepeda United Bike, saya mematok harga Rp. 3.000.000.
Pembeli : Waaah, harganya cukup tinggi ya mbak? tidak bisakah lebih murah lagi?
Penjual : Iya itu sesuai dengan kondisi sepedanya mbak, itu harga yang saya Tawarkan. Sekarang berapa harga yang mau mbak Lia tawarkan?
Pembeli : Bagaimana kalau saya menawar seharga Rp. 2.000.000 ?
Penjual : Waahh, itu terlalu rendah. Saudari kan sudah tahu kondisi sepeda ini. Jadi saya rasa tawaran dari saudari Lia jauh dibawah harga standarnya.
Pembeli : Jika dilihat dari keadaan sepeda, keadaan nya masih bagus, tapi anggaran saya hanya segitu mbak, bagaimana kalau saya naikkan Rp. 200.000 mbak ?
Penjual : Kalau segitu , saya belum bisa melepas sepeda ini. bagaimana kalau saya beri pilihan, kalau saudari Lia benar-benar menginginkan sepeda ini, saya bisa memberi waktu 1 minggu untuk melunasi. Bagaimana saudari Lia ?
Pembeli : Alternatif yang bagus mbak. Sebenarnya saya memang tertarik dengan sepeda ini. Tapi masalah harga yang belum sesuai. Bagaimana kalau saya naikan menjadi Rp. 2.350.000 mbak?
Penjual : Begini saja saudari Lia, sepeda ini akan saya lepas dengan harga Rp. 2.500.000, itu sudah saya kurangkan 500.000. Jika dibawah harga ini, saya tidak bisa melepas sepeda ini. Jadi bagaimana mbak?
Pembeli : Baiklah mbak saya setuju, tetapi pembayarannya sesuai dengan alternatif yang telah disepakati tadi.
Penjual : Baiklah saudari Lia. Jadi pembayarannya tunai atau bagaimana?
Pembeli : Pembayarannya separuh tunai disini mbak Ani, dan separuhnya lagi jika sepeda telah saya terima, Bagaimana mbak?
Penjual : Baiklah saudari Lia Silahkan tanda tangan disini ( sambil mengajukan surat jual beli ). Terimakasih saudari Lia senang bekerja sama dengan anda, semoga beruntung dengan sepeda ini.
Pembeli : Terimakasih kembali mbak, saya juga merasa senang bekerja sama dengan Anda. baiklah mbak, saya tunggu kedatangan sepeda ini, ini alamat rumah saya ( sambil menunjukan alamat rumah ).
Penjual : Baiklah saudari Lia, hati -hati di jalan.
Pembeli : Sekali lagi terimaksih mbak, dan selamat sore.
Penjual : Sama – sama saudari Lia. Selamat sore.

Senin, 01 Januari 2018

TUGAS 3 : Komunikasi Bisnis (Bab 11-13)

Tugas 3
Kelompok 3
Komunikasi Bisnis

220px-Logo_Gunadarma

Anggota     :

Anik Anjarwati Liana
Karina Ratu S.
Kiki Astriani
Vina Oktavia
Wiwin Winarti
Kelas          : 4EA38

BAB XI – XII

Komunikasi Lisan dan Negosiasi

11.1 Komunikasi Lisan dalam Rapat
Di dalam pertemuan dan rapat setiap peserta harus menyadari posisinya dalam forum tersebut. Tiap peserta hendaknya:
  1. Mampu berkomunikasi secara jujur, terbuka dan bertanggung jawab.
  2. Mampu berperan sebagai komunikator yang berpartisipasi aktif namun tidak memonopoli pembicaraan.
  3. Mampu berperan sebagai komunikan yang sangat responsif namun tidak emosional.
  4. Mampu berperan sebagai penyelaras yang sangat bijaksana dan adil namun tidak kehilangan pendirian.
  5. Mampu mengendalikan diri, dan menghindarkan terjadinya debat serta tidak berbicara bertele-tele.
11.2 Komunikasi Lisan dalam Wawancara
Wawancara pada dasarnya adalah obrolan biasa, hanya saja dengan topik tertentu, dan ada pihak yang lebih dominan bertanya (pewawancara) dan pihak lain dominan menjawab, menjelaskan, atau memberi informasi (narasumber). Wawancara sangat penting dalam penelitian kualitatif, karena ia merupakan sarana atau teknik pengumpulan data/informasi. Setiap pengumpulan data kualitatif hampir selalu membutuhkan wawancara dengan sumber informasi, misalnya saksi mata, pelaku, pengamat, korban dan sebagainya. Wawancara adalah salah satu teknik meliput, selain terjun langsung ke lapangan atau tempat kejadian peristiwa dan studi literatur atau studi kepustakaan. Etika dalam wawancara di antaranya adalah, (1) sebutkan/perkenalkan identitas diri, (2) jelaskan tujuan wawancara, (3) datang tepat waktu, konfirmasi bila terlambat, dan (4) menghormati permintaan responden, buat secara tertulis. Sikap dalam wawancara yang perlu diperhatikan:
  1. Fokus pada lawan bicara.
  2. Fokus pada pembicaraan.
  3. Tidak boleh memotong pembicaraan.
  4. Gunakan volume suara yang baik (berbicara tidak terlalu keras).
  5. Sabar.
  6. Lakukan verifikasi jika ada kekurangan.
  7. Jangan menyakiti hati responden.
  8. Hindari bahasa menggurui responden.
  9. Hindari kata-kata kasar (kotor).
  10. Bersikap ramah.
  11. Hindari sikap rakus.
  12. Hidari tatapan yang menyelidik/melotot/clingak-clinguk.
  13. Ucapkan terima kasih.
11.3 Komunikasi Lisan dalam Bernegosiasi
Negosiasi diartikan sebagai proses yang melibatkan upaya seseorang untuk merubah atau tidak merubah sikap dan perilaku orang lain. Sedangkan pengertian yang lebih rinci menunjukkan bahwa negosiasi merupakan proses untuk mencapai kesepakatan yang menyangkut kepentingan timbal balik dari pihak-pihak dengan sikap, sudut pandang, dan kepentingan-kepentingan yang berbeda satu sama lain. Negosiasi, baik yang dilakukan oleh seorang pribadi dengan pribadi lainnya, maupun negosiasi antara kelompok dengan kelompok (atau antar pemerintah), senantiasa melibatkan pihak-pihak yang memiliki latar belakang berbeda dalam hal wawasan, cara berpikir, corak perasaan, sikap dan pola perilaku, serta kepentingan dan nilai-nilai yang dianut. Pada hakikatnya negosiasi perlu dilihat dari konteks antar budaya dari pihak yang mela-kukan negosiasi, dalam artian perlu komunikasi lisan, kesedian untuk memahami latar belakng, pola pemi-kiran, dan karakteristik masing-masing, serta kemudian berusaha untuk saling menyesuaikan diri. Agar dalam berkomunikasi lebih efektif dan kena sasaran dalam negosiasi bisnis harus dilaksanakan dengan melalui beberapa tahap yakni:
  1. Fact-finding, mengumpulkan fakta-fakta atau data yang berhubungan dengan kegiatan bisnis lawan sebelum melakukan negosiasi.
  2. Planning/rencana, sebelum bernegosiasi/berbicara susunlah dalam garis besar pesan yang hendak disampaikan. Berdasarkan kerangka topik yang hendak dibicarakan rincilah hasil yang diharapkan akan teraih. Berdasarkan pengenalan Anda terhadap lawan tersebut, perkirakan/bayangkan kemungkinan reaksi penerima pesan/lawan berbicara terhadap apa yang Anda katakan.
  3. Penyampaian, lakukan negosiasi/sampaikan pesan dalam bahasa lawan/si penerima. Usahakan gunakan istilah khas yang biasa dipakai oleh lawan negosiasi kita. Pilihlah kata-kata yang mencerminkan citra yang spesifik dan nyata. Hindari timbulnya makna ganda terhadap kata yang disampaikan.
  4. Umpan balik, negosiator harus menguasai bahasa tubuh pihak lawan. Dengarkan baik-baik reaksi lawan bicara. Amati isyarat prilaku mereka seperti: angkat bahu, geleng–geleng kepala, mencibir, mengaggguk setuju. Umpan balik dapat untuk mengetahui samakah makna yang disampaikan dengan yang ditangkap lawan negosiasi bisnis kita.
  5. Evaluasi, perlu untuk menilai apakah tujuan berkomunikasi/negosiasi sudah tercapai, apakah perlu diadakan lagi, atau perlu menggunakan cara-cara untuk mencapai hasil yang lebih baik.
Meskipun pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik, bukan berarti hasil yang diharapkan akan diperoleh sesuai dengan yang direncanakan semula. Yang sering terjadi justru perbedaan pandangan terhadap cara penyelesaian masalah antara pemberi dan penerima pesan. Sehingga diperlukan pembicaraan lebih lanjut, yang memerlukan perjuangan tersendiri bagi pengirim pesan dalam menyampaikan dan memenangkan pendapatnya.
Kalau terjadi adu pendapat antara negosiator dengan pihak lawan maka timbul dorongan untuk menang. Keinginan untuk menang di satu sisi dengan mengabaikan kekalahan dipihak lainnya, biasanya sulit tercapai. Untuk itu digunakan strategi menang-menang (win-win solution). Artinya ada sebagian keinginan kita yang dikorbankan dengan mengharapkan pihak lawan juga akan mengorbankan hal yang sama, sehingga kesepakatan di antara kedua belah pihak dapat tercapai.
 Bab 13
Komunikasi Dalam Tulisan
13.1 Penulisan kabar atau berita
Menulis berita merupakan suatu upaya menyampaikan kabar atau sebuah informasi mengenai sesuatu hal atau kejadian dalam bentuk tertulis. Seorang penulis berita yang baik dapat menuliskan sebuah berita dengan lengkap dan komunikatif, sehingga pembaca berita dapat memahami segala sesuatu yang disampaikan dalam berita tanpa kesulitan dan tanpa adanya kesalahan tafsir. Apakah semua peristiwa dapat atau layak untuk dijadikan sebuah berita? Seorang penulis berita akan memilih mana peristiwa atau perihal yang layak untuk dijadikan berita.
Hal pertama yang harus kalian lakukan untuk meliput peristiwa tersebut menjadi sebuah berita adalah mencatat semua informasi berkaitan dengan unsur-unsur kelengkapan berita. Adapun kelengkapan dalam sebuah berita meliputi unsur-unsur pertanyaan (5W+1H) apa, siapa, kapan, di mana, mengapa, dan bagaimana, terkait isi berita.
13.2 Penulisan pesan pesan persuasive
Persuasif merupakan suatu usaha mengubah sikap, kepercayaan, atau tindakan audiens untuk mencapai suatu tujuan. Secara sederhana, persuasif yang efektif adalah kemampuan untuk menyampaikan suatu pesan di dalam suatu cara yang membuat audiens (pembaca atau pendengar) merasa mempunyaipilihan dan membuat mereka setuju. Penyampaian pesan – pesan persuasif dapat diterapkan untuk kepentingan internal dan eksternal.
Didalam suatu organisasi, pesan-pesan persuasif dimaksudkan untuk menjual ide/gagasan kepada orang lain, memberi saran agar prosedur operasional lebih efisien, mengumpulkan suatu dukungan untuk kegiatan tertentu, dan untuk meminta bantuan dana bagi pembiayaan suatu proyek tertentu.
  1. Analisis Audien. Penyampaian pesan – pesan persuasif yang terbaik adalah dengan cara menghubungkan suatu pesan dengan minat dan hasrat audiens. Untuk mengakomodasikan perbedaan individual, analisis audiens anda dan kemudian susunlah suatu pesan yang dapat menjadi daya tarik bagi kebutuhan mereka
  2. Pertimbangan Perbedaan Budaya. Pemahaman terhadap perbedaan budaya yang ada bukan saja akan membantu dalam memuaskan kebutuhan audiens, tetapi juga akan membantu bagaimana mereka respek terhadap anda.
  3. Memilih Pendekatan Organisasional. Dalam hal ini, kita dapat menggunakan pendekatan organisasional tak langsung dalam menyampaikan pesan – pesan persuasif. Akan tetapi jika audiens adalah objektif, atau jika kita tahu bahwa mereka suka mendengan pesan yang disampaikan secara langsung, maka bisa menggunakan pendekatan operasional langsung .
13.3 Korespondensi (surat menyurat)
Korespondensi adalah kegiatan penyampaian pesan berupa surat antara pihak-pihak yang terkait didalamnya baik itu mengatasnamakan instansi ataupun perseorangan. Korespondensi dapat juga disebut sebagai kegiatan surat menyurat. Sedangankan untuk pihak yang terkait disebut dengan koresponden.
Salah satu media yang digunakan dalam korespondesi ialah surat. Surat ialah sarana penyampaian pesan dari pengirim kepada penerima secara tertulis dan memiliki prosedur tersendiri dalam penulisannya. Surat memiliki peranan penting dalam menciptakan hubungan antara pihak-pihak terkait. Untuk itu, penulisan surat haruslah sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku baik dari segi bahasanya maupun dari segi tata letaknya.

  • Ciri-ciri Surat :
  1. Pesannya berupa tulisan
  2. Terdapat isi pesan yang menjadi pokok pembicaraan
  3. Penulisannya mengikuti aturan tertentu
  4. Gaya bahasa sesuai dengan jenis surat
  5. Terdapat informasi mengenai pihak yang terkait
  • Fungsi Surat :
  1. Sebagai penyampai pesan
  2. Sebagai wakil atau delegasi pengirim
  3. Sebagai pedoman atau petunjuk suatu hal
  4. Sebagai bukti tertulis
  5. Sebagai alat pengingat
  6. Sebagai dokumen penting
  • Bagian-bagian Surat :
Bagian surat tidaklah sama semua, karena setiap jenis surat memiliki bagian-bagiannya sendiri. Namun ada beberapa bagian yang umumnya ada dalam sebuah surat. Bagian tersebut ialah:
  1. Informasi pengirim atau kop surat
  2. Atribut surat (tanggal, nomor, dan perihal surat)
  3. Penerima surat
  4. Alamat tujuan surat
  5. Pembuka surat
  6. Isi surat
  7. Penutup surat
  8. Identitas pengirim (tanda tangan, nama lengkap, dan jabatan)
  9. Tambahan (lampiran, tembusan dan pengonsep)

SUMBER :
Nawangsari, Sri. 1997. Komunikasi Bisnis. Jakarta: Gunadarma
Purwanto, Djoko. 1997. Komunikasi Bisnis. Jakarta: Erlangga
Purwanto, Djoko. 2003. Komunikasi Bisnis (2nd ed.). Jakarta: Erlangga.
Purwanto, Djoko. 2011. Komunikasi Bisnis (4th ed.). Jakarta: Erlangga.