Tugas 1
Kelompok 3
Komunikasi Bisnis
Anggota :
1.
Anik
Anjarwati Liana
2.
Karina
Ratu S.
3.
Kiki
Astriani
4.
Vina
Oktavia
5.
Wiwin
Winarti
Kelas :
4EA38
BAB I
DASAR KOMUNIKASI DAN
KOMUNIKASI BISNIS
1.1.
Pengertian
Dan Cakupan Komunikasi.
Komunikasi
adalah suatu proses penyampaian dan penerimaan pesan atau informasi diantara
dua orang atau lebih dengan harapan terjadinya pengaruh yang positif atau
menimbulkan efek tertentu yang diharapkan. Dalam beberapa cabang ilmu, terutama
ilmu ekonomi, bisnis merupakan suatu organisasi yang menjual barang atau jasa
kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba.
Cangkupan /
ruang lingkup komunikasi bisnis. Ada lima komponen utama paling penting untuk
diperhatikan dalam proses komunikasi, yaitu :
1.
Pengiriman pesan.
2.
Pesan yang dikirimkan.
3.
Bagaimana pesan tersebut disampaikan.
4.
Penerimaan pesan.
5.
Umpan balik.
1.2.
Unsur
Unsur Dalam Komunikasi.
Komunikasi
bisnis memiliki beberapa unsur, yaitu:
1.
Memiliki
tujuan, artinya komunikasi bisnis harus memiliki tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya sejalan dengan tujuan organisasi.
2. Pertukaran,
dalam hal ini melibatkan paling tidak dua orang atau lebih yakni komunikator
dan komunikan.
3.
Gagasan,
opini, informasi, instruksi merupakan isi dari pesan yang bentuknya beragam
tergantung tujuan, situasi, dan kondisinya.
4.
Menggunakan
saluran personal atau impersonal yang mungkin bersifat tatap muka, menggunakan
media tertentu atau melalui media yang menjangkau jutaan orang secara
bersamaan.
5. Meggunakan
simbol atau sinyal yang merupakan alat atau metode yang dapat dimengerti atau
dipahami oleh penerima untuk menyampaikan pesan.
6.
Pencapaian
tujuan organisasi: salah satu karakteristik yang membedakan organisasi atau
lembaga formal dari informasi adalah adanya tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya oleh manajemen.
1.3.
Bentuk
Dasar Dari Komunikasi.
Dasar
dari komunikasi ada 2 yang layak dipergunakan dalam dunia bisnis, yaitu:
1. Komunikasi
verbal: merupakan salah satu bentuk komunikasi yang lazim digunakan untuk
menyampaikan pesan-pesan bisnis kepada pihak lain melalui tulisan ataupun
lisan. Bentuk komunikasi ini memiliki struktur yang teratur dan terorganisasi
dengan baik. Secara umum, untuk menyampaikan pesan-pesan bisnis, seseorang
dapat menggunakan tulisan dan lisan. Sedangkan untuk menerima pesan-pesan
bisnis, seseorang dapat menggunakan pendengaran dan bacaan.
2. Komunikasi
nonverbal: menurut teori antropologi, sebelum manusia menggunakan kata-kata,
manusia telah menggunakan gerakan-gerakan tubuh, bahasa tubuh sebagai alat
untuk berkomunikasi dengan orang lain. Dalam komunikasi nonverbal orang dapat
mengambil suatu kesimpulan tentang berbagai macam perasaan orang lain, baik
rasa senang, benci, cinta, rindu, dan berbagai macam perasaan lainnya. Bentuk
komunikasi nonverbal memiliki sifat yang kurang terstruktur sehingga sulit
untuk dipelajari.
1.4.
Bisnis
Dalam Pandangan Komunikasi.
Dalam konsep dan azas komunikasi modern yang lebih
menekankan pada kebutuhan komunikan dan kesiapan dari komunikan dalam proses
komunikasi, hal ini lebih pentinga dari fungsi pesan dan tujuan dari komunikator,
ini disebabkan oleh prinsip–prinsip yang lebih modern bahkan mempertimbangkan
dan memperhitungkan pada peluang dari pada produksinya. Walaupun konsep
permintaan berkaitan dengan konsep permintaan (Anda dapat mempelajari ekonomi
mikro), tetapi dalam kenyataan di pasar tidak secara otomatis jika pada saat
kelebihan barang dan jasa secara langsung akan membuat pasar menjadi jenuh atau
sebaliknya dengan kelangkaan barang dan jasa akan menyebabkan timbulnya suatu
peluang pasar, mengapa demikian, hal ini disebabkan oleh :
1. Secara
realita psikologis suatu kebutuhan dapat diciptakan.Kebutuhan akan barang
secara individual, dalam kontek ini peluang pasar dapat di buat dengan
mekanisme komunikasi secara berkesinambungan dengan membentuk nilai – nilai sosial,
preferensi dan fungsi.
2. Peluang
pasar ditentukan oleh citra, kebutuhan dan perilaku konsumen tentang barang dan
jasa. Jika suatu produk dapat menyakinkan konsumen dalam hal kredibilitas,
memiliki fungsi, ada jaminan keamanan dan memiliki keunggulan lain, maka
peluang pasar akan terbentuk.
Secara
umum selalu timbul permasalahan dimana konsumen–pasar yang tidak mengetahui
informasi dan keberadaan barang dan jasa di pasar, yang disebabkan umumnya
kurang baik dan kurang memadai dalam menjalankan strategi komunikasi. Hal ini
harus dikembangkan strategi komunikasi yang baik dan efektif ke pasar, yaitu
dengan menjalankan promosi, seperti :
1.
Kegiatan
hubungan antar manusia
2.
Kegiatan
hubungan masyarakat
3.
Kegiatan
advertensi atau iklan
4.
Kegiatan
promosi melalui media elektronik
5.
Kegiatan
promosi dan penjualan melalui media internet
6.
Mengembangkan
system informasi perusahaan
7.
Mengembangkan
keahlian komunikator dalam bisnis
BAB II
PERANAN KOMUNIKASI DALAM DUNIA
BISNIS
2.1.
Peranan
Komunikasi Dalam Bisnis.
Komunikasi
bisnis adalah pertukaran gagasan dan informasi yang memiliki tujuan tertentu
yang disajikan secara personal atau impersonal melalui simbol-simbol atau
sinyal . Bisnis melibatkan pertukaran informasi secara terus – menerus. Lebih
banyak bisnis yang dijalankan makan semakin luas juga komunikasi yang akan
tercipta.
Peran komunikasi
dalam berbisnis sangatlah penting karena komunikasi yang baik dapat
menguntungkan sebuah bisnis yang sedang dilakukan. Terciptanya komunikasi yang
baik serta komunikasi yang efektif akan mendatangkan sebuah keuntungan dalam
berbisnis. Maka seseorang yang dapat berkomunikasi dengan baik dengan orang
lain biasanya dengan mudah menjalankan bisnis yang dikelolanya.
2.2.
Tujuan
Dari Komunikasi Dalam Bisnis.
Komunikasi
bisnis merupakan setiap komunikasi yang dipergunakan untuk berbagai kepentingan
bisnis, seperti untuk membangunpartnerships, sumber daya intelektual, atau
untuk mempromosikan satu gagasan, produk, servis, atau pun suatu organisasi.
Beberapa tujuan komunikasi bisnis yakni :
1.
Meningkatkan goodwill (nama baik)
perusahaan.
2.
Meningkatkan hubungan baik perusahaan
dengan masyarakat.
3.
Meningkatkan fungsi kepemimpinan dalam
perusahaan.
2.3.
Umpan
Balik Dan Bentuk-Bentuknya.
Umpan balik
(feed back) pun dapat berbentuk bermacam-macam seperti hasil (pelaksanaan suatu
tugas), laporan, sikap yang timbul, pertanyaan, reaksi, dsb. Sebagaimana pesan
maka umpan balikpun dapat berupa tulisan, lisan, peragaan, dsb. Umpan balik
yang baik diperlukan syarat-syarat tertentu antara lain :
1.
Umpan balik hendaknya jujur.
Umpan balik yang tidak jujur
bersumber pada kebiasaan untuk menyenangkan orang lain, keinginan memberi nasihat,
keinginan untuk menang dalam argumentasi, malah lebih buruk lagi apabia ada
keinginan untuk mengambil muka, menjilat, dan menyakiti orang. Umpan balik
seperti ini bukan saja berguna tapi merusak.
2. Umpan balik hendaklah tentang sesuatu
yang khusus dan jelas bukan sesuatu secara umum dan kabur.
3. Umpan balik hendaklah mengenai sesuatu
dimana orang yang bersangkutan dapat berbuat apa-apa.
Umpan balik tentang sesuatu di mana
orang yang bersangkutan tidak dapat berbuat apa-apa adalah umpan balik yang tidak
berguna dan malah bisa menimbulkan perasaan mendongkol.
4.
Umpan balik hendaklah jangan bersifat
penilaian.
Penilaian yang dimaksud adalah
judgement bukan evaluasi. Umpan balik yang bersifat penilaian yang jujur
sekalipun masih dapat menimbulkan akibat yang buruk, maka sebaiknya umpan balik
seperti itu dihindarkan.
5.
Umpan balik hendaklah deskriptif,
sehingga betul-betul jelas.
Dalam hal ini memerlukan gambaran
apa yang dikehendaki jelas dan terang. Prinsip deskriptif itu mengajarkan pula
bahwa umpan balik hendaknya mengungkapkan juga yang baik disamping sesuatu yang
perlu diperbaiki lagi. Dalam hal ini kita sering lupa selalu mengungkapkan yang
buruk tanpa menyatakan yang baiknya sehingga jarang sekali melihat titik-titik
terang dalam pengembangan seseorang.
6. Umpan balik hendaklah bersifat hasil
oriented dan bukan person oriented, dalam hal ini maka yang diutamakan bukan
orangnya tetapi kerjanya.
7.
Umpan balik hendaklah memperhatikan
timing , tidak ada patokan tentang waktu.
Bentuk-bentuk umpan balik antara lain :
1.
External Feedback. Umpan balik yang baik
diterima langsung oleh komunikator dari komunikan.
2. Internal Feedback. Umpan balik yang
diterima komunikator bukan dari komunikan akan tetapi datang dari pesan itu
sendiri atau dari komunikator itu sendiri.
3. Direct Feedback atau Immediate Feedback.
Umpan balik langsung dalam suatu komunikasi, komunikan menggerakkan salah satu
anggota badannya.
4. Indirect Feedback atau Delaiged Feedback.
Dalam bentuk surat kepada redaksi surat kabar, penyiar radio, dll. Hal ini umpan
balik membutuhkan waktu.
5. Inferential Feedback. Umpan balik yang
diterima dalam komunikasi massa yang disimpulkan sendiri ioleh komunikator
meskipun secara tidak langsung akan tetapi cukup relevan dengan pesan yang
disampaikan.
6. Zero Feedback. Artinya bahwa komunikasi
yang disampaikan oleh kemunikator kepada komunikan meskipun komunikan
menyampaikan umpan balik tersebut tidak dipahami oleh komunikator.
7. Neutral Feedback. Umpan balik yang
netral berarti bahwa informasi yang diterima kembali oleh komunikator tidak
relevan dengan pesan yang disampaikan semula.
8. Positive Feedback. Komunikasi yang
disampaikan oleh komunikator kepada kemunikan mendapat tanggapan positif,
misalnya dengan adanya penerimaan pada pesan yang disampaikan.
9. Negative Feedback. Komunikasi yang
disampaikan oleh kemunikator mendapat tantangan dari komunikan.
2.4.
Kesalahpahaman
Dalam Berkomunikasi.
Di dalam
komunikasi pasti pernah ada kesalahpahaman yang terjadi. Kesalahpahaman
komunikasi adalah salah satu kendala komunikasi yang dapat menciptakan sebuah
konflik. Suatu kondisi salah paham biasa dimunculkan ketika suatu informsi yang
diterima oleh seseorang memiliki makna yang berbeda dari yang dimaksudkan oleh
si pemberi informasi.
Kesalahpahaman
ini banyak sekali bentuknya, mulai dari hal-hal sepele dalam kehidupan
sehari-hari, sampai kesalahpahaman oleh kalangan elit politik yang menentukan
kehidupan orang banyak.
Rata-rata
kesalahpahaman memang terjadi pada komunikasi yang masih dasar, yakni tahapan
komunikasi yang menyenangkan. Dalam tahapan ini, komunikator dan komunikan
merasa masih belum perlu membahas masalah secara detail, sehingga kadang
terselip beberapa poin yang menjadi sumber kesalahpahaman. Berbeda dengan
tahapan lain, misalnya komunikasi untuk hubungan yg lebih baik, yang walaupun
kadang tetap ada yg namanya salah paham, namun sudah dalam jumlah yang minimal.
Kondisi
kesalahpahaman semacam ini umumnya disebabkan karena tingkat kemampuan
berkomunikasi yang kurang baik, entah itu dalam hal menyampaikan informasi
maupun dalam hal menerima informasi. Disini kemampuan berkomunikasi memegang
peranan yang sangat penting. Bagaimanapun juga, kemampuan berkomunikasi
seseorang turut menentukan efektif tidaknya hubungan yang dibangun dengan orang
lain.
Ada beberapa
cara untuk menghindari kesalahpahaman. Yang paling penting adalah meningkatkan
kemampuan berkomunikasi. Kemampuan ini bisa kita tingkatkan dengan, misalnya,
banyak membaca koran atau tulisan lain yang memakai tata bahasa efektif dan
sistematis. Selain itu, jangan lupa tanyakan kepada lawan bicara hal-hal yang
kita belum jelas maksudnya.
2.5.
Memperbaiki
Komunikasi Dalam Organisasi.
Cara mengatasi
hambatan dan memperbaiki komunikasi agar menjadi lebih efektif (Beeve dan
Thill, 2003;22) adalah :
1. Memelihara iklim komunikasi terbuka.
Iklim komunikasi merupakan campuran dari nilai, tradisi dan kebiasaan.
Komunikasi terbuka akan mendorong keterusterangan dan kejujuran serta
mempermudah umpan balik.
2.
Bertekad memegang teguh etika
berkomunikasi.
3. Memahami kesulitan komunikasi antar budaya.
Majunya perkembangan teknologi dan informasi telah menyebabkan terjadinya
interaksi antarbudaya baik dalam lingkup regional, nasional, maupun
internasional.
4. Menggunakan pendekatan berkomunikasi
yang berpusat pada penerima. Menggunakan pendekatan yang berpusat pada penerima
berarti tetap mengingat penerima ketika sedang berkomunikasi.
5.
Menggunakan teknologi secara bijaksana
dan bertanggungjawab untuk memperoleh dan membagi informasi. Teknologi dapat
dipergunakan untuk menyusun , merevisi dan mendistribusikan pesan. Penggunaan
teknologi yang bertanggung jawab dan bijaksana akan mendorong terciptanya
komunikasi yang efektif.
6. Menciptakan dan memproses pesan secara
efektif dan efisien. Hal itu dapat dilakukan dengan cara :
a.
Memahami penerima pesan.
b.
Menyesuaikan pesan dengan penerima.
c.
Mengurangi jumlah pesan.
d.
Memilih saluran atau media yang tepat.
e.
Meningkatkan keterampilan berkomunikasi
BAB III
KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI
3.1.
Pola
Komunikasi Bisnis.
Secara umum,
pola komunikasi dapat dibedakan menjadi saluran komunikasi formal (formal
communication channel) dan saluran komunikasi nonformal (informal communication
channel).
1.
Saluran komunikasi formal
Dalam
struktur organisasi garis, fungsional, maupun matriks, akan tampak berbagai
macam posisi atau kedudukan masing-masing sesuai dengan batas tanggung jawab
dan wewenangnya. Dalam kaitanya dengan proses penyampaian informasi dari
manajer kepada bawahan ataupun dari manajer ke karyawan, pola transformasi
informasinya dapat berbentuk komunikasi dari atas kebawah (top down
atau downward communication), komunikasi dari bawah ke atas (bottom-up
atau upward communication), komunikasi horizontal (horizontal communications),
dan komunikasi diagonal (diagonal communications). Selanjutnya akan
dibahas mengenai keterbatasan komunikasi formal (montana, 1993; greene, 1985).
a.
Komunikasi dari atas ke bawah.
Komunikasi
dari atas ke bawah tersebut bisa berupa lisan (oral communications) maupun
tertulis (written communications). Komunikasi secara lisan
dapat berupa percakapan biasa, wawancara formal antara supervisor dengan
karyawan, atau dapat juga dalam bentuk pertemuan. Di samping itu komunikasi
tertulis juga dapat berbentuk memo, manual pelatihan, kontak informasi, surat
tugas, surat perintah, surat keputusan, surat pemberhentian, papan pengumuman,
dan buku petunjuk pelaksanaan tugas bagi karyawan.
Menurt
katz dan khan, komunikasi kebawah memiliki lima tujuan pokok yaitu:
1.
Memberikan penghargaan atau instruksi
kerja tertentu.
2.
Memberikan informasi mengapa suatu
pekerjaan harus dilaksanakan.
3.
Memberikan informasi tentang prosedur
dan praktik organisasional.
4.
Memberikan umpan balik pelaksanaan kerja
kepada paraa karyawan.
5. Menyajikan informasi mengenai aspek
ideologi dalam membantu organisasi menanamkan pengertian tentang tujuan yang
ingin dicapai.
b.
Komunikasi dari bawah ke atas
Dari struktur organisasi,komunikasi dari bawah ke
atas berarti alur pesan yang disampaikan berasal dari bawah (karyawan) menuju
ke atas(manajer).Untuk menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi dalam suatu organisasi
dan mengambil keputusan secara tepat, sudah sepantasnya bila manajer
memperhatikan aspirasi yang berasal dari bawah. Keterlibatan karyawan dalam
proses pengambilan keputusan merupakan salah satu cara yang positif dalam upaya
pencapaian tujuan organisasi, selain itu para manajer harus percaya penuh
kepada para bawahannya. Kalau tidak, informasi apapun dari bawahan tidak akan
bermanfaat karena yang muncul hanyalah rasa curiga dan ketidak percayaan
terhadap informasi tersebut.Salah satu kelemahan komunikasi dari bawah ke atas
adalah kemungkinan bawahan hanya menyampaikan informasi yang baik-baik saja,
sedangkan informasi yang agaknya mempunyai kesan negatif atau tidak disenangi
oleh manajer cenderung disimpan atau tidak disampaikan.
c.
Komunikasi horizontal.
Komunikasi
horizontal atau sering juga disebut dengan istilah komunikasi lateral, adalah
komunikasi yang terjadi antara bagian-bagian yang memiliki posisi sejajar dalam
suatu organisasi, tujuan komunikasi horizontal antara lain untuk melakukan
persuasi, mempengaruhi, dan memberi kan informasi kepada bagian atau departemen
yang memiliki kedudukan sejajar.
Komunikasi
horizontal menjadi penting artinya manakala setiap bagian atau departemen dalam
suatu organisasi memiliki tingkat tingkat ketergantungan yang cukup besar.akan
tetapi, jika masing-masing bagian dapat bekerja secara sendiri-sendiri tanpa
harus bergantung pada bagian lainnya, komunikasi horizontal tidak sering atau
minim dipakai.
d.
Komunikasi diagonal
Bentuk komunikasi yang satu ini memang
agak lain dari beberapa bentuk komunikasi sebelumnya. Komunikasi diagonal
melibatkan komunikasi antara dua level organisasi yang berbeda.contohnya adalah
komunikasi formal antara manajer pemasaran dengan bagian pabrik. Bentuk
komunikasi diagonal memiliki beberapa keuntungan, diantaranya adalah:
1. Penyebaran informasi bisa menjadi lebih
cepat dibandingkan bentuk komunikasi tradisional.
2. Memungkinkan individu dari berbagai
bagian atau departemen ikut membantu menyelesaikan masalah dalam organisasi.
Namun komunikasi diagonal juga memiliki
kelemahan.Salah satu kelemahannya adalah bahwa komunikasi diagonal dapat
mengganggu jalur komunikasi yang rutin dan telah berjalan normal.Disamping itu,
komunikasi diagonal dalam suatu organisasi besar juga sulit untuk dikendalikan.
e.
Keterbatasan komunikasi formal.
Meskipun
sangat penting bagi organisasi besar, namun dampak saluran komunikasi formal
kurang menguntungkan dari sudut pandang individual maupun perusahaan.Dilihat
dari sudut pandang individual, komunikasi formal sering membuat frustasi atau
menjengkelkan bagi pihak tertentu, khususnya mengenai keterbatasan untuk masuk
ke dalam proses pengambilan keputusan. Dalam struktur organisasi yang besar,
untuk dapat berkomunikasi dengan manajer puncak harus terlebih dahulu melalui
lapisan manajer yang ada dibawahnya.Artinya banyak jalur yang harus dilalui
untuk dapat berkomunikasi secara langsung dengan manajer puncak.
Kemudian
dilihat dari sudut pandang perusahaan, masalah terbesar dalam saluran
komunikasi formal adalah kemungkinan munculnya distorsi atau gangguan
penyampaian informasi ke level yang lebih tinggi, karena setiap keterkaitan
(link) dalam jalur komunikasi berpotensi menimbulkan kesalah pahaman.
Bagaimana
mengatasi hal tersebut? Salah satu caranya adalah dengan mengurangi jumlah
tingkatan (level) dalam struktur organisasi. Semakin sedikit kaitan dalam jalur
komunikasi, semakin sedikit kemungkinan terjadinya kesalahpahaman. Struktur
organisasi yang mendatar dengan tingkatan organisasi yang lebih sedikit, dan
lebih banyak rentang kendalinya akan dapat membantu mengurangi terjadinya
distorsi
2.
Saluran komunikasi informal
Keberadaan
jaringan komunikasi informal dalam suatu organisasi tidak dapat
dielakan.Jaringan ini dapat pula digunakan oleh para manajer untuk memonitor
para karyawan dalam melakukan tugasnya.Dalam jaringan
komunikasi informal, orang-orang yang ada dalam suatu organisasi, tanpa
memerlukan jenjang hierarki, pangkat, dan kedudukan dapat berkomunikasi secara
luas.Meskipun hal-hal yang mereka perbincangkan biasanya bersifat umum.
3.2.
Mengelola
Komunikasi Bisnis.
Penanganan
Pesan-pesan Rutin. Dalam organisasi besar, pada umumnya volume pesan-pesan
(tertulis) lebih banyak dari pada dalam organisasi berskala kecil, tetapi semua
perusahaan memusatkan perhatiannya pada bagaimana memaksimumkan manfaat (benefit)
dari kegiatan komunikasi dengan biaya (cost) tertentu. Untuk dapat
memaksimumkan dan meminimkan biaya tersebut, seseorang manajer perlu
memperhatikan berbagai hal berikut:
a.
Mengurangi Jumlah Pesan.
Arus pesan dalam suatu
organisasi yang di sampaikan secara lisan maupun tertulis perlu dikelola dengan
baik. Dalam hal ini, seorang manajer organisasi perlu menentukan skala
prioritas pesan. Untuk membuat satu halaman surat di perlukan waktu dan
sumber-sumber (uang/bahan, waktu, tenaga). Organisasi juga perlu menghitung
berapa rata-rata biaya yang perlukan untuk mencatat, mengetik, mengedit, dan
mengirimkan surat serta berapa lama sebuah surat bisnis dapat di selesaikan.
b.
Intruksi yang Jelas.
Kesalahan yang
menyebabkan macetnya komunikasi, mungkin dapat di bebankan kepada setiap
orang yang ada dalam organisasi. Namun dalam hal ini seorang manajer mempunyai
tanggung jawab yang khusus untuk membuat setiap orang dalam organisasi tahu apa
yang harus dilakukan. Orang-orang yang bertugas melakukan komunikasi (komunikator) sudah
seharusnya memahami kebutuhan dan tujuan organisasi secara keseluruhan,
sehingga ia dapat menghindar dirinya dari kesalahan member intruksi.
c.
Mendelegasikan Tanggung Jawab.
Dalam suatu organisasi,
tujuan organisasi secara keseluruhan dapat tercapai bila manajer mempunyai
kepercayaan bahwa orang lain dapat menyelesaikan pekerjaan yang dibebankan
kepada mereka. Hal ini penting karena seorang manajer harus mendelegasikan
beberapa pekerjaan komunikasi kepada orang lain. Seorang manajer yang
bersikeras untuk mengerjakan ulang setiap pesan dengan gayanya sendiri tentu
akan merepotkan semua pihak dalam suatu organisasi.
d.
Melatih Petugas. Seseorang yang
memegang pensil tidak otomatis menjadi penulis yang baik; seseorang yang
memiliki suara yang menarik juga tidak otomatis dapat menjelaska sesuatu dengan
jelas kepada khalayak (audience).Namun, penulis maupun pembicara yang
tidak memiliki bakat alami dapat menjadi penulis dan pembicara yang baik melalui
latihan-latihan yang teratur dan terencana dengan baik.
Oleh karena itu, suatu organisasi dianjurkan
untuk menyelenggarakan pelatihan keterampilan berkomunikasi bagi orang-orang
yang pekrjaan/tugasnya berhubungan erat dengan masalah komunikasi. Pelatihan
ini mencakup paling tidak preferensi gaya organisasi dan falsafah-falsafah
komunikasi. Komunikator juga perlu meningkatkan dan mapu memperlancar kemampuan
berbahasa dan keterampilan presentasinya, sehingga komunikasi bias menjadi
lebih baik dan lancar.
3.3.
Masalah
Komunikasi Dalam Organisasi.
Fakor hambatan yang biasanya terjadi dalam proses komunikasi
dapat dibagi dalam 3 jenis, yaitu:
1. Hambatan Teknis. Hambatan ini timbul
karena lingkungan dan memberikan dampak pencegahan terhadap kelancaran
pengiriman dan penerimaan pesan. Dari sisi teknologi, keterbatasan fasilitas
dan peralatan komunikasi, akan semakin berkurang dengan adanya temuan baru di
bidang teknologi komunikasi dan sistem informasi, sehingga saluran komunikasi
dan media komunikasi dapat diandalkan serta lebih efisien.
2. Hambatan Semantik. Gangguan ini
menjadi hambatan dalam proses penyampaian pengertian atau ide secara efektif.
Definisi semantik disini adalah studi atas pengertian yang diungkapkan lewat
bahasa. Suatu pesan yang kurang jelas akan tetap menjadi tidak jelas
bagaimanapun baiknya transmisi. Untuk menghindari mis-komunikasi semacam ini,
seorang komunikator harus memilih kata-kata yang tepat dan sesuai dengan
karakteristik komunikannya, serta melihat dan mempertimbangkan kemungkinan
penafsiran yang berbeda terhadap kata-kata yang digunakannya.
3. Hambatan Manusiawi. Hambatan ini
muncul dari masalah-masalah pribadi yang dihadapi oleh orang-orang yang
terlibat dalam komunikasi, baik komunikator maupun komunikan. Menurut Cruden
dan Sherman, hambatan ini mencakup :
a. Hambatan
yang berasal dari perbedaan individual manusia, seperti perbedaan persepsi,
umur, keadaan emosi, status, keterampilan mendengarkan , pencarian informasi,
dan penyaringan informasi.
b.
Hambatan
yang ditimbulkan oleh iklim psikologis dalam organisasi atau lingkungan sosial
dan budaya, seperti suasana dan iklim kerja serta tata nilai yang dianut.
Ditinjau dari aspek bisnis, organisasi adalah sarana manajemen (dilihat dari
aspek kegiatannya). Korelasi antara Ilmu Komunikasi dengan Organisasi terletak
pada peninjauannya yang berfokus kepada manusia-manusia yang terlibat dalam
mencapai tujuan organisasi.
Dalam proses
komunikasi, semua pesan atau informasi yang dikirim akan diterima dengan
berbagai perbedaan oleh penerima pesan/informasi , baik karena perbedaan latar
belakang, persepsi, budaya maupun hal lainnya. Untuk itu, suatu pesan atau
informasi yang disampaikan hendaknya memenuhi 7 syarat atau dikenal juga dengan
7 C, yaitu :
1. Completeness (Lengkap). Suatu pesan atau
informasi dapat dikatakan lengkap, bila berisi semua materi yang diperlukan
agar penerima pesan dapatmemberikan tanggapan yang sesuai dengan harapan
pengirim pesan.
2. Conciseness (Singkat). Suatu pesan
dikatakan concise bila dapat mengutarakan gagasannya dalam jumlah kata sekecil
mungkin (singkat, padat tetapi jelas) tanpa mengurangi makna, namun tetep
menonjolkan gagasannya.
3. Consideration (Pertimbangan). Penyampaian
pesan hendaknya menerapkan empati dengan pertimbangan dan mengutamakan penerima
pesan.
4. Concreteness (Konkrit). Penyampaian
pesan hendaknya disampaikan dengan bahasa yang gamblang, pasti, dan jelas
5. Clarity (Kejelasan). Pesan hendaknya
disampaikan dengan bahasa yang mudah dimengerti dan mudah diinterpretasikan
serta memiliki makna yang jelas.
6. Courtessy (Kesopanan). Pesan disampaikan
dengan gaya bahasa dan nada yang sopan, akan memupuk hubungan baikdalam
komunikasi bisnis.
7. Correctness (Ketelitian). Pesan
hendaknya dibuat dengan teliti dan menggunakan tata bahasa, tanda baca, dan
ejaan yang benar (formal atau resmi).
BAB IV
JENIS-JENIS KOMUNIKASI
4.1.
Komunikasi
Menurut Penyampaiannya.
Pada dasarnya
setiap orang dapat berkomunikasi satu sama lainnya karena manusia selain mahluk
individu juga sekaligus mahluk sosial yang memiliki kebutuhan untuk
berkomunikasi dengan sesamanya. Menurut cara penyampaian informasi dapat
dibedakan menjadi :
1.
Komunikasi Lisan
a. Komunikasi yang terjadi secara langsung
dan tidak dibatasi oleh jarak, dimana dua belah pihak dapat bertatap muka,
misalnya dialog dua orang, wawancara maupun rapat dan sebagainya.
b. Komunikasi yang terjadi secara tidak
langsung karena dibatasi oleh jarak, misalnya komunikasi lewat telepon dan
sebagainya.
2.
Komunikasi Tertulis
Komunikasi
Tertulis adalah komunikasi yang dilaksanakan dalam bentuk surat dan
dipergunakan untuk menyampaikan berita yang sifatnya singkat, jelas tetapi
dipandang perlu untuk ditulis dengan maksud-maksud tertentu.
Contoh-contoh komunikasi tertulis ini antara lain:
a. Naskah,
yang biasanya dipergunakan untuk menyampaikan berita yang bersifat komplek.
b. Blangko-blangko,
yang dipergunakan untuk mengirimkan berita dalam suatu daftar.
c. Gambar
dan foto, karena tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata atau kalimat.
d. Spanduk,
yang biasa dipergunakan untuk menyampaikan informasi kepada banyak orang.
Dalam
berkomunikasi secara tertulis, sebaiknya dipertimbangkan maksud dan tujuan
komunikasi itu dilaksanakan.Disamping itu perlu juga resiko dari komunikasi
tertulis tersebut, misalnya aman, mudah dimengerti dan menimbulkan pengertian
yang berbeda dari yang dimaksud.
4.2.
Komunikasi
Menurut Kelangsungannya.
Di dalam proses komunikasi dapat
kita ketahui terjadinya interaksi dua belah pihak tersebut sebagai berikut :
1. Komunikasi Langsung. Proses
komunikasinya dilaksanakan secara langsung tanpa bantuan perantara orang ketiga
ataupun media komunikasi yang ada dan tidak dibatasi oleh jarak.
2. Komunikasi Tidak Langsung. Proses
komunikasinya dilaksanakan dengan bantuan pihak ketiga atau bantuan alat-alat
atau media komunikasi.
4.3.
Komunikasi
Menurut Perilaku.
Komunikasi
merupakan hasil belajar manusia yang terjadi secara otomatis, sehingga
dipengaruhi oleh perilaku maupun posisi seseorang. Menurut perilaku, komunikasi
dapat dibedakan menjadi :
1.
Komunikasi Formal. Komunikasi yang
terjadi diantara anggota organisasi / perusahaan yang tata caranya telah diatur
dalam struktur organisasinya, misalnya rapat kerja perusahaan, konferensi,
seminar dan sebagainya.
2. Komunikasi Informal. Komunikasi yang
terjadi di dalam suatu organisasi atau perusahaan yang tidak ditentukan dalam
struktur organisasi dan tidak mendapat pengakuan resmi yang mungkin tidak
berpengaruh terhadap kepentingan organisasi atau perusahaan, misalnya kabar
burung, desas-desus, dan sebagainya.
3. Komunikasi Nonformal. Komunikasi yang
terjadi antara komunikasi yang bersifat formal dan informal, yaitu komunikasi
yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas pekerjaan organisasi atau perusahaan
dengan kegiatan yang bersifat pribadi anggota organisasi atau perusahaan
tersebut, misalnya rapat tentang ulang tahun perusahaan, dan sebagainya.
Maka dapat
diketahui bahwa komunikasi formal, informal dan nonformal saling berhubungan,
dimana komunikasi nonformal merupakan jembatan antara komunikasi formal dengan
komunikasi informal yang dapat memperlancar penyelesaian tugas resmi, serta
dapat mengarahkan komunikasi informal kepada komunikasi formal.
4.4.
Komunikasi
Menurut Maksudnya.
Bila diperhatikan dengan seksama,
maka dapat diketahui bahwa komunikasi dapat terlaksana bila terdapat inisiatif
dari komunikator maka maksud terlaksananya komunikasi lebih banyak ditentukan
oleh komunikator tersebut. Menurut maksud dilakukan komunikasi dapat dibedakan
sebagai berikut:
1.
Pidato
2.
Ceramah
3.
Memberi prasaran
4.
Wawancara
5.
Memberi perintah atau tugas
Dengan demikian jelas bahwa
inisiatif komunikator menjadi faktor penentu, demikian pula kemafipuan
komunikator tersebutlah yang memegang peranan keberhasilan proses
komunikasinya.
4.5.
Komunikasi
Menurut Ruang Lingkupnya.
Ruang lingkup terjadinya komunikasi
merupakan batasan jenis komunikasi ini. Maka dalam komunikasi menurut ruang
lingkup dapat dibedakan sebagai berikut:
8. Komunikasi Internal. Komunikasi yang
berlangsung dalam ruang lingkup atau lingkungan organisasi atau perusahaan yang
terjadi diantara anggota organisasi atau perusahaan tersebut saja.Komunikasi
Internal ini dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu :
a. Komunikasi Vertikal, yaitu komunikasi
yang terjadi dalam bentuk komunikasi dari atasan kepada bawahan, misalnya
perintah, teguran, pujian, petunjuk dan sebagainya.
b. Komunikasi Horisontal, yaitu komunikasi
yang terjadi di dalam ruang lingkup organisasi/ kantor diantara orang-orang
yang mempunyai kedudukan sejajar.
c. Komunikasi Diagonal, yaitu komunikasi
yang terjadi di dalam ruang lingkup organisasi atau kantor diantara orang –
orang yang mempunyai kedudukan tidak sama pada posisi tidak sejalur vertikal.
2. Komunikasi Eksternal. Komunikasi yang
berlangsung antara organisasi atau perusahaan dengan pihak masyarakat yang ada
di luar organisasi atau perusahaan tersebut. Komunikasi dengan pihak luar dapat
berbentuk :
a.
Eksposisi, pameran, promosi, publikasi
dan sebagainya.
b.
Konferensi pers (press release).
c.
Siaran televisi, radio, dan sebagainya.
d.
Bakti sosial, pengabdian pada
masyarakat, dan sebagainya.
4.6.
Komunikasi
Menurut Aliran Informasi.
Informasi merupakan muatan yang
menjadi bagian pokok dalam komunikasi, oleh karena itu arah informasi tersebut
akan menentukan macam komunikasi yang sedang terjadi. Komunikasi menurut aliran
informasi dapat dibedakan sebagai berikut :
1.
Komunikasi satu arah (simplex).
Komunikasi yang berlangsung dari
satu pihak saja (one way communication). Pada umumnya komunikasi ini terjadi
dalam keadaan mendesak atau darurat atau yang terjadi karena sistem yang
mengaturnya harus demikian, misalnya untuk menjaga kerahasiaan atau untuk
menjaga kewibawaan pimpinan.
2.
Komunikasi dua arah (duplex).
Komunikasi yang bersifat timbal
balik (two ways communication). Dalam hal ini komunikasi diberi kesempatan
untuk memberikan respons atau feed back kepada komunikatornya. Maka komunikasi
ini dapat memberikan kepuasan kedua belah pihak dan dapat menghindarkan
terjadinya kesalah pahaman.
Contoh :
1.
Komunikasi ke atas : Komunikasi yang
terjadi dari bawahan kepada atasan.
2. Komunikasi ke bawah : Komunikasi yang
terjadi dari atasan kepada bawahan.
3. Komunikasi ke samping : Komunikasi yang
terjadi diantara orang yang memiliki kedudukan sejajar.
4.7.
Komunikasi
Menurut Jaringan Kerja.
Di dalam sebuah organisasi atau
perusahaan komunikasi akan terlaksana menurut sistem yang ditetapkannya dalam
jaringan kerja. Komunikasi menurut jaringan kerja ini dapat dibedakan menjadi :
1.
Komunikasi jaringan kerja rantai.
Komunikasi terjadi menurut saluran hirarchi organisasi dengan jaringan komando
sehingga mengikuti pola komunikasi formal.
2. Komunikasi jaringan kerja lingkaran. Komunikasi
terjadi melalui saluran komunikasi yang berbentuk seperti lingkaran. Saluran
komunikasi lebih singkat dan merupakan kebalikan dari jaringan kerja rantai.
3. Komunikasi jaringan bintang. Komunikasi
ini terjadi melalui satu’sentral dan saluran yang dilalui lebih pendek.
4.8.
Komunikasi
Menurut Peranan Individu.
Komunikasi yang dilakukan oleh
seseorang kepada pihak-pihak lain baik secara kelompok maupun secara
individual. Dalam komunikasi ini peranan individu sangat mempengaruhi
keberhasilan proses komunikasinya. Ada beberapa macam antara lain :
1. Komunikasi antar individu dengan
individu yang lain.Komunikasi ini terlaksana baik secara nonformal maupun
informal, yang jelas individu yang bertindak sebagai komunikator harus mampu
mempengaruhi perilaku individu yang lain.
2. Komunikasi antara individu dengan
lingkungan yang lebih luas.Komunikasi ini terjadi karena individu yang dimaksud
memiliki kemampuan yang tinggi untuk mengadakan hubungan dengan lingkungan yang
lebih luas.
3. Komunikasi antara individu dengan dua
kelompok atau lebih.Dalam komunikasi ini individu berperanan sebagai perantara
antara dua kelompok atau lebih, sehingga dituntut kemampuan yang prima untuk
menjadi penyelaras yang harmonis.
4.9.
Komunikasi
Menurut Cara Penyampaiannya.
Komunikasi selalu terjadi diantara
sesama manusia baik itu perorangan maupun kelompok. Oleh karena itu jumlah yang
berkomunikasi akan mempengaruhi proses komunikasi itu sendiri, disamping sifat
clan tujuan komunikasi itu dilaksanakan. Untuk itu dapat dibedakan sebagai berikut
:
1. Komunikasi Intrapersonal. Komunikasi ini
merupakan komunikasi dengan diri-sendiri baik disadari atau tidak, misalnya
berpikir.
2. Komunikasi Perseorangan
(Interpersonal/antarpribadi). Komunikasi yang terjadi secara perseorangan atau
individual antara pribadi dengan pribadi tentang permasalahan yang bersifat
pribadi juga. Dalam komunikasi ini dapat dilaksanakan secara langsung maupun
lewat telepon namun tetap terjadi secara perseorangan.
4.10.
Komunikasi
Menurut Jumlah Pelaku Dalam Komunikasi Tersebut.
Komunikasi dapt
dilakukan secara verbal (dengan berbicara) atau dengan nonverbal (diwakili
bahasa isyarat).Komunikasi verbal : diwakili dalam penyebutan kata-kata,yang
pengukapannya dapat dengan lisan atau tertulis.Komunikasi non verbal : terlihat
dalam ekspresi atau mimik wajah,gerakan tangan,mata dan bagian tubuh lainnya.
BAB V
TEKNOLOGI INFORMASI DALAM
KOMUNIKASI BISNIS
5.1.
Keuntungan
Menguasai Teknologi Informasi.
1. Dalam Bidang Sosial : Kemajuan teknologi
komunikasi yang cepat dapat mempermudah komunikasi antara suatu tempat dan
tempat yang lain.
2.
Dalam Bidang Pendidikan
a. Informasi yang dibutuhkan akan semakin
cepat dan mudah di akses untuk kepentingan pendidikan.
b. Inovasi dalam pembelajaran semakin
berkembang dengan adanya inovasi e-learning yang semakin memudahkan proses
pendidikan.
c. Kemajuan TIK juga akan memungkinkan
berkembangnya kelas virtual atau kelas yang berbasisteleconference yang tidak
mengharuskan sang pendidik dan peserta didik berada dalam satu ruangan.
d. Sistem administrasi pada sebuah lembaga
pendidikan akan semakin mudah dan lancar karena penerapan sistem TIK.
3.
Dalam Bidang Ekonomi
a.
Semakin maraknya penggunaan TIK akan
semakin membuka lapangan pekerjaan.
b. Bisnis yang berbasis TIK yang biasa
disebut e-commerce dapat mempermudah transaksi-transaksi bisnis suatu
perusahaan atau perorangan
c. Dengan fasilitas pemasangan iklan di
internet pada situs-situs tertentu akan mempermudah kegiatan promosi dan
pemasaran suatu produk.
4.
Dalam Bidang Pemerintahan
a. Teknologi Informasi dan Komunikasi yang
dikembangkan dalam pemerintahan atau yang disebut e-government membuat
masyarakat semakin mudah dalam mengakses kebijakan pemerintah sehingga program
yang dicanangkan pemerintah dapat berjalan dengan lancar.
b. E-government juga dapat mendukung
pengelolaan pemerintahan yang lebih efisien, dan bisa meningkatkan komunikasi
antara pemerintah dengan sektor usaha dan industri.
c. Masyarakat dapat memberi masukan
mengenai kebijakan-kebijakan yang dibuaat oleh pemerintah sehingga dapat
memperbaiki kinerja pemerintah.
5.2.
Pemanfaatan
Teknologi Informasi Dalam Komunikasi Bisnis.
1.
Teknologi Informasi dan Komunikasi Bagi Dunia Bisnis.
Perusahaan
multinasional telah dapat mengkoordinasikan produksi dan marketing dengan
sistem komunikasi berbasis satelit dengan kapabilitas video conferencing, untuk
tujuan mengkoordinasikan pengembangan produk dan disain manufaktur. Perusahaan-perusahaan
kecil lebih terbatas kemampuannya untuk mengembangkan jejaring TIK sendiri
ataupun untuk menyewa, karena besarnya biaya.
Pada
ruang lingkup yang lebih luas, sebagai contoh pada lingkungan bisnis, kehadiran
teknologi informasi mulai disadari dapat menghadirkan berbagai solusi yang
dapat membantu proses bisnis yang ada. Departemen TI pada sebuah perusahaan
mulai dibangun dan secara konstan diminta untuk mengembangkan suatu layanan,
mengembangkan suatu sistem, dan mengoptimalkan efesiensi bisnis berbasis
teknologi informasi.
2.
Peran Teknologi Informasi dalam meningkatkan
keunggulan Kompetitif
Perusahaan di masa era informasi adalah masa transformasi
yang revolusioner, kinerja perusahaan tidak hanya dinilai dari sisi financial
dan aktiva tetapi membahas segala aspek yang harus menyediakan cost leadership,
diffrention, dan focus. Era informasi perusahaan lebih responsif untuk menjawab
tantangan pasar, persiapan untuk menghadapi tantangan perusahaan saat ini
banyak mulai memutuskan untuk outsourcing untuk memperbaiki kinerja perusahaan
terkait dengan proses bisnis yang bukan merupakan core competence atau core
business nya. Diharapkan dengan menyerahkan pengelolaan proses tersebut ke
tangan perusahaan lain sebagai mitra bisnis yang memiliki core business di
bidang tersebut, terciptalah sebuah proses dengan kinerja optimal
3.
Komunikasi Bisnis dengan Peranan Teknologi
Informasi dan Komunikasi
Pergerakan bisnis yang semakin cepat menuntut komunikasi
(suara, data dan informasi) yang lebih lebih cepat guna mempertahankan
pelanggan, pemasok, dan, bahkan, dalam menghadapi persaingan.
4.
Telepon Sebagai media Komunikasi Bisnis.
Pada awalnya, komunikasi dalam dunia bisnis dilakukan dengan
menggunakan suatu perangkat komunikasi yang disebut telepon, dimana dengan alat
ini para pelaku bisnis dapat menyampaikan informasi dan berkomunikasi dengan
pihak lain dalam rangka menjalankan bisnisnya.
5.
Internet sebagai salah satu media Komunikasi
Bisnis
Secara umum ada banyak manfaat yang dapat diperoleh apabila
seseorang mempunyai akses ke internet.
a. Informasi untuk kehidupan pribadi : kesehatan,
rekreasi, hobby, pengembangan pribadi, rohani, sosial.
b. Informasi untuk kehidupan profesional/pekerja
: sains, teknologi, perdagangan, saham, komoditas, berita bisnis, asosiasi
profesi, asosiasi bisnis, berbagai forum komunikasi.
Manfaat internet
terutama diperoleh melalui kerjasama antar pribadi atau kelompok tanpa mengenal
batas jarak dan waktu. Untuk lebih meningkatkan kualitas sumber daya manusia di
Indonesia, sudah waktunya para profesional Indonesia memanfaatkan jaringan
internet dan menjadi bagian dari masyarakat informasi dunia.
6.
E-Commerce/Pandangan dalam Komunikasi
Bisnis
Secara umum, e-commerce dapat didefinisikan sebagai segala
bentuk transaksi perdagangan atau perniagaan barang dan jasa dengan menggunakan
media elektronik.Di dalam e-commerce,
para pihak yang melakukan kegiatan perdagangan / perniagaan hanya berhubungan
melalui suatu jaringan publik (public network) yang dalam perkembangan terakhir
menggunakan media internet.
7.
Bisnis dan Komunikasi
Ditinjau dari aspek bisnis, organisasi adalah sarana
manajemen (dilihat dari aspek kegiatannya). Korelasi antara Ilmu Komunikasi dengan
Organisasi terletak pada peninjauannya yang berfokus kepada manusia-manusia
yang terlibat dalam mencapai tujuan.
Dalam lingkup organisasi, tujuan utama komunikasi adalah
memperbaiki organisasi, yang ditafsirkan sebagai upaya yang dilakukan untuk
mencapai tujuan-tujuan manajemen.
5.3.
Pengaruh
Pemanfaatan Teknologi Informasi Dalam Pengambilan Keputusan Bisnis.
Membuat
keputusan (decision making) adalah suatu proses memilih alternatif tertentu
dari beberapa alternatif yang ada. Dalam perusahaan besar, biasanya pembuatan
dan pengambilan keputusan itu didasarkan atas dasar data-data dan dokumentasi
perusahaan yang terdapat dalam survei, laporan usaha, dan sebagainya. Informasi
ini biasanya telah dihimpun dengan cara yang sudah ditentukan, sesuai dengan
teknik-teknik pemecahan masalah.
Adapun pedoman untuk membuat keputusan, kuncinya
adalah sebagai berikut:
1.
Terlebih dahulu, tentukan fakta-fakta
dari persoalan yang sudah dikenal.
2. Identifikasi, bidang manakah dari
persoalan-persoalan yang tidak berdasarkan fakta-fakta. Di bidang yang dikenal
inilah, seorang Wirausaha harus menggunakan logika, penalaran, dan institusinya
untuk membuat keputusan.
3.
Keberanian dan antusiasme sangat
diperlukan dalam menerapkan sebuah keputusan.
4.
Bersedia untuk mengambil tindakan
agresif dalam menerapkan sebuah keputusan.
5.
Ambillah risiko yang sedang-sedang saja
jika terdapat ketidakpastian yang besar.
6. Dalam keadaan tertentu, mungkin lebih
baik untuk meneruskan sesuatu yang telah berhasil pada masa lampau.
7. Jauhilah keputusan-keputusan yang akan
mengubah secara drastis susunan organisasi yang sekarang.
8.
Keputusan perlu diuji cobakan dahulu.
Faktor dan pertimbangan dalam
membuat keputusan. Dalam mengelola bisnisnya, para wirausaha harus membuat
keputusan akhir dengan memperhatikan faktor-faktor dan pertimbangan berikut:
1.
Ukuran dan kompleksitas bisnis.
2.
Harapan mengenai pertumbuhan dan
perkembangan bisnis.
3.
Fasilitas jasa yang tersedia di daerah
untuk berbagai instalasi sistem.
4.
Kualitas dan kuantitas dari staf yang
tersedia untuk pelbagai jenis system dan fasilitas latihan yang tersedia.
5.
Jumlah transaksi yang harus diproses.
6.
Faktor-faktor keuangan.
BAB VI
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
Komunikasi dirumuskan sebagai suatu proses penyampaian
pesan/informasi diantara beberapa orang. Karenanya komunikasi melibatkan
seorang pengirim, pesan/informasi saluran dan penerima pesan yang mungkin juga
memberikan umpan balik kepada pengirim untuk menyatakan bahwa pesan telah
diterima.
Komunikasi sangat penting dalam kehidupan manusia
adalah makhluk social yang saling membutuhkan antara satu dengan yang lain.
Dalam berkomunikasi seseorang harus memiliki dasar yang akan menjadi patokan
seseorang tersebut dalam berkomunikasi. Dalam proses kita juga harus
ingat bahwa terdapat banyak hambatan-hambatan dalam berkomunikasi.
Tujuan komunikasi adalah berhubungan dan mengajak
dengan orang lain untuk mengerti apa yang kita sampaikan dalam mencapai tujuan.
Keterampilan berkomunikasi diperlukan dalam bekerja sama dengan orang lain. Ada
dua jenis komunikasi, yaitu verbal dan nonverbal, komunikasi verbal atau
tertulis dan komunikasi nonverbal atau bahasa (gerak tubuh). Komunikasi dua
arah terjadi bila pengiriman pesan dilakukan san mendapatkan umpan balik.
Seseorang dalam berkomunikasi pasti dapat merasakan timbale balik antara
pemberi informasi serta penerima informasi sehingga terciptanya suatu hubungan
yang mutualisme antara keduanya.
6.2. Saran
Dengan disusunnya makalah ini, maka pembaca atau
mahasiswa dapat mengerti dan memahami pentingnya arti komunikasi dalam
organisasi, didalam kehidupan berorganisasi atau dikehidupan sehri-hari yang
membutuhkan komunikasi.
Semoga makalah ini dapat diterima dan dimengerti serta
berguna bagi pembaca atau mahasiswa, dalam makalah ini kami mohon maaf jika ada
tulisan kami atau bahasa kami kurang berkenan, dengan demikian kami
mengharapkan kritik dan saran atas tulisan kami agar bisa membangun dan memotivasi
kami agar membuat tulisan jauh lebih baik lagi.
Sumber :
Curtis, Dan B;Floyd, James
J;Winsor, Jerry L, 1999, Komunikasi
Bisnis dan Profesional, Penerbit Remaja Rosda Karya, Bandung.
Dewi, Sutrisna. (2007). Komunikasi
Bisnis. Yogyakarta: Andi
Curtis, Dan B;Floyd, James
J;Winsor, Jerry L, 1999, Komunikasi
Bisnis dan Profesional, Penerbit Remaja Rosda Karya, Bandung.
Guffey,Mary Ellen; Rhodes,
Kathleen; Rogin, Patricia,2006, Komunikasi
Bisnis : Proses dan Produk Buku 1 dan 2, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Nawangsari, Sri.
(1997). Komunikasi Bisnis. Jakarta:
Gunadarma.
Purwanto, Djoko.
(2003). Komunikasi Bisnis (2nd ed.).
Jakarta: Erlangga.
Purwanto, Djoko.
(2011). Komunikasi Bisnis (4th ed.).
Jakarta: Erlangga.
http://cholichul-fpsi.web.unair.ac.id/artikel_detail-40902-modul%20kinerja%20kewirausahaan-MODUL%205%20%20PENGAMBILAN%20KEPUTUSAN%20DAN%20STRATEGI%20PENGAMBILAN%20RESIKO.html
